Direktur Utama Roatex Indonesia Toll System, Musfihin Dahlan, menjelaskan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh teknologi MLFF yang belum teruji dan belum disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Kemungkinan teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan dan kondisi di Hongaria, tetapi berbeda di Indonesia.
"Perbedaan yang paling mendasar di kita adalah di Hongaria operator jalan tolnya di bawah kontrol dan dibayar oleh pemerintah, sedangkan BUJT di Indonesia adalah pihak swasta yang mereka investasi dan mendapatkan pinjaman dari bank serta hal itu bersifat perdata atau bisnis murni," kata Musfihin Dahlan.
Ia menyampaikan hal ini kepada pemerintah Indonesia, yang telah mengetahuinya. Musfihin Dahlan berharap pemerintah akan melakukan tinjauan terhadap program MLFF ini agar dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan harapan pemerintah, operator jalan tol, dan masyarakat Indonesia.
"Saya kira secara keseluruhan kita meminta pemerintah untuk melakukan review terhadap program MLFF ini, supaya ke depannya bisa terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan pemerintah dan harapan operator jalan tol di Indonesia serta tentunya harapan masyarakat Indonesia," katanya.
Alasan penundaan uji coba MLFF yang lain adalah terkait transfer teknologi. Musfihin menyatakan bahwa pihaknya ingin menyerahkan proyek MLFF secara keseluruhan kepada pemerintah Indonesia sebagai teknologi yang dimiliki oleh negara.
Oleh karena itu, seluruh proses, termasuk transfer teknologi, harus diserahkan.
"Sampai hari ini kami belum bisa mendapatkan repository dan source code dari pengembang (Hongaria). Kedua hal tersebut penting karena bagaimana pemerintah Indonesia nantinya bisa mengontrol dan tim kami dari Indonesia mengontrol dalam development dari sistem ini," katanya.