Menurut hadis riwayat Imam Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “ Tiada hari lain yang disukai Allah Swt untuk beribadah seperti 10 hari ini (di bulan Dzulhijjah).”
Puasa 7 hari di awal Dzulhijjah disebut memiliki sejarah yang perlu dipahami kaum Muslim. Hal ini tidak lain puasa 7 hari pada awal Dzulhijjah memiliki keistimewaan yang luar biasa. Ibnu Abbas mencatat, 10 hari sebelum Idul Adha memiliki catatan bersejarah dalam ajaran Islam.
Tanggal 1 Dzulhijjah diketahui sebagai hari dimaafkannya Nabi Adam as oleh Allah Swt karena telah memakan buah khuldi. Kemudian hari kedua Dzulhijjah adalah hari diselamatkannya Nabi Yunus as oleh ikan paus saat tenggelam di lautan.
Sementara pada hari ketiga Dzulhijjah merupakan hari dikabulkannya doa Nabi Zakaria as untuk memiliki keturunan yaitu Nabi Yahya.
Selanjutnya pada hari keempat bulan Dzulhijjah adalah hari kelahiran Nabi Isa as. Sementara hari kelima yaitu hari kelahiran Nabi Musa as.
Banyak sejarah Islam yang termuat dalam sepuluh hari bulan Dzulhijjah. Pada hari keenam bulan ini disebut sebagai hari kemenangan para Nabi dalam berjuang menegakkan Islam. Kemudian pada hari ketujuh Dzulhijjah merupakan hari ditutupnya pintu neraka.
Baca Juga: Kurir Narkoba Ditangkap di Kroya, BNNK Cilacap Amankan 4,86 Gram Sabu Senilai Rp 10 Juta
Itulah sejarah panjang puasa 7 hari pada awal bulan Dzulhijjah yang sudah semestinya dipahami oleh umat Islam. Dengan mengetahui keistimewaannya yang luar biasa, tentu akan menjadi pemicu semangat kaum Muslim untuk menjalankan puasa sunnah tersebut.
Puasa Arafah dan Tarwiyah