Sejarah dan Transformasi Pulau Nusakambangan: Dari Benteng hingga Menjadi Pulau Penjara

15 September 2023, 08:08 WIB
Lapas Karanganyar Nusakambangan : Sejarah dan Transformasi Pulau Nusakambangan: Dari Benteng hingga Pulau Penjara /Nasrulloh/Cilacap Update

CilacapUpdate.com - Pulau Nusakambangan, yang terletak di lepas pantai Samudra Hindia, Jawa Tengah, memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Berikut adalag sejarah dan transformasi Pulau Nusakambangan: dari benteng hingga menjadi pulau penjara. 

Pulau ini terkenal karena menjadi tempat berdirinya Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan keamanan tinggi di Indonesia. Secara administratif, Nusakambangan terletak di Kecamatan Cilacap Selatan dan membentang sepanjang kurang lebih 36 kilometer dari barat ke timur, dengan lebar antara 4-6 kilometer, mencakup luas total sekitar 21.000 hektare.

Menurut skripsi Muchamad Sulton yang berjudul "Perkembangan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap tahun 1908-1983", pada awalnya, ada 12 rumah penjara yang terpisah di pulau ini, dengan setiap rumah dipisahkan dari yang lain.

Baca Juga: Tak Punya Izin Tinggal, Eks Napi Lapas Permisan Nusakambangan Asal Iran Dideportasi

Pulau ini telah digunakan sebagai tempat penahanan sejak tahun 1905, yang pertama kali menahan tahanan tingkat kolonel hingga prajurit penembak kelas III.

Penggunaan Pulau Nusakambangan sebagai lokasi penahanan bermula pada tahun 1861 ketika tahanan digunakan untuk membangun benteng pertahanan Karangbolong di sebelah tenggara pulau. Peristiwa ini menjadi awal dari masuknya tahanan ke Pulau Nusakambangan.

Lapas pertama yang dibangun adalah Lapas Permisan pada tahun 1908 yang terletak di bagian selatan pulau. Lokasi ini dipilih untuk menghindari pelarian yang dapat terperangkap oleh gelombang laut selatan atau menjadi mangsa binatang buas di hutan sekitarnya.

Beberapa tahun berikutnya, dibangun Lapas Karanganyar dan Nirbaya pada tahun 1912. Kemudian, dilanjutkan dengan pembangunan Lapas Batu pada tahun 1925, Lapas Karangtengah dan Gliger pada tahun 1928, serta Lapas Besi pada tahun 1929.

Baca Juga: Mesin Kapal Mati di Perairan Barat Nusakambangan Cilacap, Beruntung 5 ABK KM Alviano Berhasil Diselamatkan

Pada tahun 1935, pembangunan dilanjutkan dengan Lapas Limus Bunti dan Cilacap. Terakhir, dibangun Lapas Kembang Kuining pada tahun 1950, yang memiliki kapasitas hingga 1.000 orang.

Sejak zaman penjajahan, para tahanan yang ditampung di Pulau Nusakambangan digunakan untuk bekerja di perkebunan karet. Pulau ini sebenarnya telah berpenduduk sebelum dijadikan tempat penahanan narapidana.

Masyarakat asli tersebar di berbagai wilayah di Nusakambangan seperti Jumbleng (sekarang Batu), Kembang Kunung, Lempung Pucung, Kali Wangi, Tumpeng, Brambang, Gliger, Limus, Buntu, Kauman, Gereges, dan Karang Salam.

Ada tiga kelompok masyarakat yang tinggal di Nusakambangan: masyarakat pegawai (dan keluarga), narapidana, dan masyarakat lainnya, termasuk guru SD dan petugas mercusuar.

Pada tahun 1861, Pemerintah Belanda memindahkan sebagian besar penduduk asli ke tempat lain, seperti Kampung Laut, Jojok, dan Cilacap, untuk memanfaatkan pulau ini sebagai basis pertahanan.

Baca Juga: Daftar Nama-nama Calon Sementara Anggota DPRD Kabupaten/Kota Se-Cilacap dari PKB untuk Pemilu 2024

Seluruh penduduk sipil dan militer dipindahkan ketika Nusakambangan ditetapkan sebagai pulau penahanan narapidana pada tahun 1908.

Sejak itu, Pulau Nusakambangan menjadi pulau yang angker dengan banyak eksekusi pidana mati yang dilakukan di sana. Pulau ini kemudian menjadi terisolasi, tertutup, dan sangat ketat dalam pengamanannya.

Pada tahun 1937, Nusakambangan ditetapkan sebagai daerah tertutup untuk pertambangan dan kepentingan umum. Jumlah penduduk Nusakambangan pada masa itu tidak pasti, tetapi pada tahun 1970 mencapai 7.500 orang.

Namun, pada tahun 1980, jumlah penduduk berkurang hingga tinggal seperempatnya, terutama karena pembebasan semua tahanan politik G30S PKI pada tahun 1985.

Beberapa Lapas di Nusakambangan, seperti LP Nirbaya, LP Karang Tengaj, LP Karanganyar, LP Gliger, dan LP Limus Buntu, ditutup pada tahun 1985.

Baca Juga: Kronologis Lengkap Pembunuhan Wanita di Gandrungmangu Cilacap yang Mayatnya Dimasukan Septic Tank

Penutupan ini membuat banyak keluarga pegawai keluar dari Nusakambangan dan pindah ke Cilacap. Seiring berjalannya waktu, Pulau Nusakambangan tetap menjadi tempat penahanan narapidana yang penting di Indonesia.***

 

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler