Network
CilacapUpdate.com - Salah satu pabrik batubara terbesar di wilayah Jawa Barat kini menghadapi ancaman penutupan karena diduga berkontribusi pada tingginya tingkat polusi udara di Jakarta.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan empat perusahaan yang terlibat dalam masalah ini, dengan salah satunya berlokasi di Jawa Barat.
Situasi ini semakin meruncing karena kualitas udara di wilayah Jabodetabek, terutama di Jakarta, telah mencapai tingkat kritis. Dalam laporan IQAir, kualitas udara di Jakarta diklasifikasikan sebagai tidak sehat dengan kadar PM2.5 yang tinggi.
Penyebab utama dari masalah ini adalah pembuangan emisi ke udara yang berkelanjutan, yang telah memperparah polusi udara setiap harinya.
Baca Juga: PT. Kita Iso Dianggo: Pabrik Tas Terbaik di Yogyakarta dengan Kualitas Terpercaya
Pabrik batubara yang terancam penutupan ini berlokasi di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, dan dikenal dengan nama PT Wahana Sumber Rezeki.
Pabrik ini baru berdiri kurang dari satu tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 30 Mei 2023, dan memiliki izin usaha pertambangan khusus operasi produksi khusus (IUP OPK).
Izin ini diperuntukkan bagi perusahaan yang beroperasi dalam pengangkutan dan penjualan komoditas batubara.
Pemilik dan pemegang saham dari pabrik batubara di Jawa Barat ini adalah Hedy Suwito dan Alix Kusnandar. Saat ini, operasi PT Wahana Sumber Rezeki telah dihentikan tanpa batas waktu oleh KLHK.
Alasannya adalah perusahaan ini tidak memiliki Rencana Pengelolaan Lingkungan (RPL) yang sesuai dalam aktivitas usahanya.
PT Wahana Sumber Rezeki bukanlah satu-satunya perusahaan yang terkena dampak penutupan akibat isu polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: Mengintip Keberhasilan Tambang Nikel PT Vale: Pendapatan Triliunan Rupiah di Sulawesi Selatan
Beberapa perusahaan lainnya, seperti PT Pindo Deli 3, PT Maju Bersama Sejahtera, dan PT Unitama Makmur Persada, juga berada dalam risiko serupa.
Pabrik Batubara dan Polusi Udara di Jakarta
Kendala Lingkungan di Jawa Barat
Dalam beberapa tahun terakhir, masalah lingkungan di Indonesia semakin menjadi perhatian utama, terutama dengan meningkatnya perhatian pada isu-isu seperti perubahan iklim dan polusi udara.
Salah satu dampak nyata dari perhatian ini adalah tindakan keras dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terhadap perusahaan-perusahaan yang diduga berkontribusi pada pencemaran lingkungan.
Jawa Barat, salah satu provinsi terpadat di Indonesia, juga memiliki beberapa pabrik batubara yang beroperasi.
Meskipun industri batubara memiliki peran penting dalam perekonomian wilayah ini, dampak lingkungan dari operasi mereka telah menjadi subjek perdebatan panas.
Baca Juga: PT Taiba Cochoa Indonesia: Pabrik Briket Terkemuka yang Merekatkan Indonesia dengan Pasar Global
Dalam konteks ini, PT Wahana Sumber Rezeki, yang terletak di Kota Bandung, menjadi salah satu perusahaan yang berada di bawah sorotan.
Tingginya Tingkat Polusi Udara di Jabodetabek
Wilayah Jabodetabek, yang meliputi Jakarta dan sekitarnya, saat ini menghadapi masalah serius terkait polusi udara. Kualitas udara di kawasan ini telah mencapai tingkat yang sangat kritis.
Laporan IQAir, organisasi yang memantau kualitas udara global, telah mengkategorikan kualitas udara di Jakarta sebagai tidak sehat.
Salah satu indikator penting yang digunakan adalah PM2.5, partikel-partikel kecil yang dapat membahayakan kesehatan manusia jika terhirup dalam jumlah tinggi.
Penyebab utama dari tingginya tingkat polusi udara di Jabodetabek adalah emisi berkelanjutan dari berbagai sumber, termasuk industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran batubara.
Polusi udara yang semakin parah ini telah mengancam kesehatan penduduk setempat dan mengundang perhatian pemerintah.
Baca Juga: Kisah Sukses PT. Sri Rejeki Isman Tbk: Dari Kios Kecil Hingga Menjadi Raksasa Tekstil di Jawa Tengah
PT Wahana Sumber Rezeki: Pabrik Batubara yang Terancam Penutupan
PT Wahana Sumber Rezeki adalah salah satu pabrik batubara di Jawa Barat yang beroperasi dalam industri pengangkutan dan penjualan batubara.
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 30 Mei 2023 dan memiliki izin usaha pertambangan khusus operasi produksi khusus (IUP OPK).
Namun, meskipun baru berdiri sebentar, PT Wahana Sumber Rezeki telah berada dalam sorotan berkat masalah lingkungan yang terkait dengan aktivitasnya.
Pemilik dan Pemegang Saham
Pabrik batubara ini dimiliki dan dipegang oleh dua individu, yaitu Hedy Suwito dan Alix Kusnandar. Keterlibatan pemilik dan pemegang saham dalam pengambilan keputusan lingkungan menjadi perhatian penting dalam kasus ini.***
