“Jadi gambar yang sifatnya tipis itu bukan digolongkan sebagai gambar bernyawa dan berbentuk,” tutur Buya Yahya.
Beliau juga menghimbau untuk selalu menyisipkan pesan keimanan di setiap kesenian. Selain itu dalam hal pewayangan, seharusnya juga diperhatikan agar tidak keluar dari jalur syar’i yang sudah dibahas oleh para ulama.
Mengapa harus pakai kulit? Salah satu alasannya agar tidak membentuk sesuatu yang bernyawa.
Maka dari itu, telah kita ketahui bahwa ada banyak kesenian negeri ini yang tercipta ratusan tahun lalu. Semua nenek moyang memiliki prinsip yang kemudian di bawa ke masa depan.***