Lima Orang yang Dilarang Menerima Zakat, Ini Penjelasannya Dalam Kitab Fathul Qorib Al Mujiib

- 20 September 2022, 12:51 WIB
Ilutrasi Lima Orang yang Dilarang Menerima Zakat, Ini Penjelasannya Dalam Kitab Fathul Qorib Al Mujiib
Ilutrasi Lima Orang yang Dilarang Menerima Zakat, Ini Penjelasannya Dalam Kitab Fathul Qorib Al Mujiib //Bazznas

CilacapUpdate.com - Zakat merupakan pemberian sebagian harta kepada orang yang berhak menerima dengan tujuan untuk membersihkan harta tersebut kerena setiap harta yang dimiliki oleh orang terdapat hak untuk orang lain.

Mengelurkan zakat bagi setiap muslim pada setiap hartanya adalah suatu kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Apabila meninggalkanya maka mendapat suatu dosa dan siksaaan kelak diakhirat dan apabila dikerjakan akan mendapat pahala dan dan kemudahan didunia maupun akhirat.

Harta benda yang wajib untuk dizakati yang dimiliki oleh setiap muslim yang budiman ialah; emas, perak, buah-buahan, makanan pokok, hewan ternak, harta dagangan dan lain sebaginya.

Baca Juga: Syarat - syarat Wakaf, Simak Penjelasan Berikut Dalam Kitab Fathul Qorib

Baca Juga: Macam - macam Jual Beli dan Hukumnya, Simak Penjelasan Berikut Dalam Kitab Fathul Qorib

Bagi orang yang mempunyai salah satu barang tersebut atau mempunya semuanyai untuk bisa mulai mencatat pengluaran, pemasukan atau keuntungan guna untuk mengetahui jumlah kewajiban dalam mengeluarkan zakat harta tersebut. Karena apabila zakat yang dikeluarkan kurang dari pada yang diwajibkan maka akan tetap berdosa.

Orang yang berkewajiban zakat ialah apabila harta benda yang dimilikinya sudah sampai pada satu nisob dan orang yang memilikinya sudah mencapai satu tahun.

Pemberian zakat boleh dilakukan oleh diri sendiri dan juga boleh melalui orang lain atau dititipkan kepada orang lain. Orang yang berhak menerima zakat ialah seperti orang fakir, miskin, musafir yang kehabisan bekal, dan orang yang mempunyai hutang banyak yang tidak bisa membayar hutangnya dan lain sebagainya.

Namun dalam kehidupan dimasyarakat tidak semua fakir miskin, orang yang mempunyai hutang banyak, dan orang musafir dan fisabilillah berhak menerima zakat, karena terdapat juga orang yang diharamkan untuk menerima zakat.

Keharaman tersebut meliputi apabila ada orang memberi zakat kepada orang yang dilarang menerima zakat maka orang yang memberi dan orang yang menerima akan mendapat dosa.

Apabila seorang hartawan didalam hatinya ingin sekali memberi kapada orang yang diharamkan menerima zakat, maka caranya ialah dengan niat bersedeqah atau memberikan hadiah kepadanya atau dengan niat lainya, dan barang atau harta yang telah diberikan tersebut bukan temasuk atau tidak masuk hitungan harta yang telah dizakatkan.

Orang-orang yang diharamkan untuk menerima zakat ada 5 (lima) yaitu; Orang yang kaya harta atau pekerjaan, seorang budak, orang keturunan dari Bani Hasyim, orang keturunan dari Sayyid Mutholib dan orang kafir.

Seperti yang diterangkan oleh As Syaikh Al Alim Al Alammah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Bin Qosim As Syafii dalam kitabnya Fathul Qorib Al Mujiib sebagai berikut;

وَخَمْسَةٌلَايَجُوْزُدَفْعُهَا اَيِ الزَّكَاةِ اِلَيْهِمُ الْغَنِيُّ بِمَالٍ اَوْكَسْبٍ والْعَبْدُوَبَنُوْهَاسِمٍ وَبَنُوالْمُطَلِّبِ سَوَاءٌ مُنِعُوْاوَيَجُوْزُلِكُلٍّ مِنْهُمْ اخْذُالصَّدَقَةِ التَّطَوُّعِ

عَلَى الْمَشْهُوْرِحَقَّهُمْ مِنْ خُمُسِ الْخُمُسِ اَمْلَاوَكَذَاعُتَقَاؤُهُمْ لَايَجُوْزُدَفْعُ الزَّكَاةِ اِلَيْهِمْ وَالْكَافِرُ وَفِى بَعْضِ النُّسَخِّ لاَتَصِحُّ لِلْكَافِرِ.

Artinya; ’’ Ada 5 (lima) orang yang tidak boleh menerima zakat. 1 Orang yang kaya harta atau pekerjaan, 2 seorang budak, 3 orang keturunan dari Bani Hasyim, 4 orang keturunan dari Sayyid Mutholib. Masing-masing dari mereka boleh menerima sedekah sunnah, demikian menurut pendapat yang mashur. Baik para sayyid tersebut haknya dari menerima bagian 1/5 dari 1/5 atau tidak. Demikian pula para budak yang dibebaskan mereka, maka tidak boleh menerima zakat kepada mereka, 5 orang kafir, tersebut dalam sebagian keterangan bahwa tidak sah menerimakan zakat kepada orang kafir’’.

Dalam beribadah menjalankan kewajiban semuanya sudah diatur dengan rinci dan jelas, tidak boleh menjalankan ibadah semaunya sendiri, karena apabila beribadah tidak sesuai yang ditentukan akan menjadi sia-sia amal perbuatanya, orang yang demikian tidak hanya rugi harta tetapi juga rugi tenaga, pikiran waktu dan semuanya.

Baca Juga: Hukum Aqiqah dan Syarat - syaratnya, Ini Penjelasannya Dalam Kitab Fathul Qorib

Baca Juga: Hukum Menutupi Aurat Sendiri dan Hukum Melihat Auratnya Sendiri, Ini Penjelasannya Dalam Kitab Fathul Qorib

Segala amalan ibadah ada ilmu dan tata caranya, sebaik-baik amal ibadah adalah yang mengerjakanya dengan berdasarkan ilmu.

Orang bodoh atau orang yang tidak berilmu menjalankan sholat sunnah 1000 (seribu) rekaat tanpa berhenti akan kalah lebih baiknya dengan orang yang mengerjakan sholat 2 (dua) rekaat dengan ilmu.***

Editor: Siyam

Sumber: Fathul Qorib


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah