Pokoknya urusan dunia variasi macam-macam, agar kalian tahu bahwa Allah Maha Kuasa. Bagaimana tidak, ada orang bodoh menjadi kaya, punya rumah sakit yang berisikan karyawan para profesor doktor.
Profesor doktor tentu orang pintar. Jika mereka bekerja di yayasan, ketua yayasannya bodoh atau pintar? Rata-rata? Orang bodoh! Tapi kaya. Mendirikan yayasan besar. Ada kampus dan rumah sakit. Yang memimpin itu bahkan tidak lulus SMP. Tapi punya banyak uang. Dan kayawannya profesor, doktor.
"Kamu yang menangani medis, karena kamu doktor medis", "Kamu yang menangani bisnis karena kamu PhD, MBA". "Iya siap".
Padahal ketuanya tidak lulus SMP. Begitulah Allah, suka bikin 'pertunjukkan'. Kelak Indonesia juga sama. Calon Presiden hanya ada dua. Profesor doktor mau tidak mau harus dipimpin presiden itu.
Makanya ada guyonan, kamu kalo nyoblos itu satu, gak boleh dua, maksudnya kalau nyoblos dua sekaligus kan jadi batal suaranya. Tapi kata kubu nomor urut dua, caranya nyoblos itu, satu dibuka, (nomor) dua dicoblos. Hebat sekali bermain kata. Saya (Gus Baha) juga tidak tahu, meski alim, kok ada orang sepintar itu :)
Memang seseorang kalau sudah di bidangnya itu sangat pintar. Kalo nyoblos itu satu saja kalau dua tidak sah, batal. Kata kubu yang lain, satu dibuka, (nomor) dua dicoblos, cerdik sekali.
Saya (Gus Baha) yang sealim ini pernah dikalahkan orang kampung, sekali. Seumur hidup, cuma sekali. Gara-gara ada santri minta bapaknya belikan sepeda motor.
Kata si santri :"bapak saya memang bodoh, Gus!". "Anak jaman sekarang semua naik motor, tapi saya tidak dibelikan". "Padahal bapak saya kaya, punya sawah dan kebun". Saya anggap logika itu cerdas. Anak zaman sekarang tidak punya motor kan kurang gaul. Ternyata bapaknya itu pinter. Lebih pintar dari saya, dalam hal ini.