Berkapasitas 21,03 Juta Meter Kubik, Bendungan Lau Simeme Deli Serdang, Sumatera Utara Jadi Ancaman 6 Desa

22 Oktober 2023, 16:06 WIB
Bendungan Lau Simeme di Sumatera Utara /Humas PUPR


CilacapUpdate.com - Sumatera Utara membanggakan sebuah bendungan yang tak hanya raksasa dalam hal kapasitasnya, tetapi juga menjadi yang terbesar kedua di seluruh ASEAN. Bendungan ini diberi nama Bendungan Lau Simeme dan terletak di Kecamatan Sibiru-biru, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Dengan kapasitas luar biasa mencapai 21,03 juta meter kubik, bendungan ini menjadi ancaman nyata bagi enam desa yang ada di sekitarnya jika sewaktu-waktu mengalami kebocoran atau kerusakan serius.

Prestasi besar seperti ini tentu membanggakan pemerintah dan warga Sumatera Utara. Meskipun demikian, dibutuhkan upaya dan investasi besar untuk membangun bendungan ini. Lebih dari Rp1,3 triliun telah dialokasikan untuk proyek ini.

Bendungan Lau Simeme dibangun dengan desain yang sangat serius, menggunakan tipe zonal timbunan batu setinggi 69,50 meter di atas sungai.

Baca Juga: Pick Up Guling di Kedungreja Cilacap, Sejumlah Penumpang Luka - luka

Puncak bendungan ini memiliki panjang mencapai 205 meter, dan area genangan mencapai 125,84 hektar. Selain menjadi pembangkit listrik berkapasitas 1,00 MW, bendungan ini juga berfungsi sebagai pengendali banjir.

Sebagai proyek besar yang memengaruhi lingkungan dan masyarakat sekitarnya, pembangunan Bendungan Lau Simeme tak lepas dari kontroversi. Enam desa di sekitar bendungan ini, yaitu Desa Penen, Desa Kuala Dekah, Desa Sari Laba Jahe, Desa Mardinding Julu, Desa Siria-ria, dan Desa Rumah Gerat, telah mengalami gangguan dalam aktivitas sosial dan ekonominya.

Proyek ini telah memengaruhi kehidupan sehari-hari penduduk setempat sejak dimulai pada tahun 2017. Perkiraan resmi adalah bahwa bendungan ini akan diresmikan pada Desember 2023, dan juga diharapkan mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.

Namun, di balik pencapaian dan manfaat yang akan datang, penduduk desa-desa yang terdampak pembangunan ini mulai merasakan dampaknya.

Ini adalah cerita tentang upaya dan investasi besar yang diperlukan untuk mencapai prestasi besar dalam infrastruktur, tetapi juga tentang bagaimana pembangunan bisa memengaruhi masyarakat yang kurang beruntung secara signifikan.

Dampak Bendungan Lau Simeme pada Masyarakat

Sejak dimulainya pembangunan Bendungan Lau Simeme, enam desa yang berdekatan dengan lokasi proyek ini telah merasakan dampaknya. Aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di desa-desa tersebut terganggu dengan berbagai cara.

Baca Juga: Ngopi Bareng Warga Tritih Wetan, Kapolresta Cilacap Minta Orangtua Luangkan Waktu dengan Anak

Desa-desa ini bergantung pada sumber daya alam dan lingkungan sekitarnya untuk kelangsungan hidup mereka. Pertanian, perikanan, dan kegiatan sehari-hari lainnya telah menjadi lebih sulit karena perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan bendungan.

Pertanian yang sebelumnya subur terancam oleh genangan air yang tidak terkendali, dan akses ke sumber daya air yang dibutuhkan untuk berbagai keperluan sehari-hari menjadi semakin sulit.

Selain itu, konstruksi itu sendiri telah mengganggu pola hidup masyarakat. Kebisingan dan aktivitas konstruksi yang berlangsung sepanjang hari telah mengganggu ketenangan desa-desa tersebut.

Jalan-jalan akses utama juga sering kali ditutup atau terganggu oleh aktivitas pembangunan, membuat akses ke fasilitas dan pasar menjadi sulit.

Sementara beberapa masyarakat di desa-desa ini telah dapat bekerja sebagai pekerja konstruksi atau mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari proyek tersebut, banyak lainnya mengalami ketidakpastian pekerjaan. Apakah pekerjaan sementara ini akan berlanjut setelah proyek selesai adalah pertanyaan besar bagi banyak penduduk setempat.

Konflik dengan Masyarakat

Pembangunan Bendungan Lau Simeme juga telah memunculkan konflik dengan masyarakat setempat. Protes dan tuntutan dari penduduk desa yang terdampak meningkat seiring dengan berlanjutnya proyek.

Mereka mengklaim bahwa mereka tidak hanya kehilangan sumber daya alam yang vital, tetapi juga telah dirugikan secara ekonomi dan sosial oleh proyek ini.

Sebagai tanggapan, pemerintah telah berusaha memberikan kompensasi kepada penduduk yang terdampak, seperti penggantian lahan atau bantuan keuangan. Namun, ada ketidakpuasan luas di antara penduduk setempat, yang merasa bahwa kompensasi yang mereka terima tidak sebanding dengan kerugian yang mereka alami.

Baca Juga: Link Nonton dan Jadwal Asian Para Games 2022 Hari Ini, Tim Tenis Meja Indonesia Langsung Bentrok dengan China

Masyarakat setempat, bersama dengan kelompok aktivis lingkungan, telah mencoba memperjuangkan hak-hak mereka dan menggugat pemerintah atas dampak proyek ini.

Mereka meminta transparansi lebih besar dalam proses pembangunan dan kompensasi yang lebih adil. Konflik semacam ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi ketika proyek infrastruktur besar mengganggu kehidupan masyarakat setempat.

Manfaat dan Tujuan Bendungan Lau Simeme

Meskipun kontroversi dan dampak yang telah dijelaskan di atas, pembangunan Bendungan Lau Simeme juga memiliki manfaat potensial yang signifikan. Salah satu manfaat utama dari bendungan ini adalah kapasitas pembangkit listriknya.

Dengan kapasitas sebesar 1,00 MW, bendungan ini dapat memberikan pasokan listrik yang sangat dibutuhkan untuk daerah setempat. Ini adalah aset penting dalam usaha meningkatkan infrastruktur dan pemenuhan kebutuhan energi.

Selain itu, sebagai pengendali banjir, Bendungan Lau Simeme dapat membantu melindungi desa-desa di sekitarnya dari potensi banjir sungai yang merusak. ***

 

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler