Powell mengatakan bahwa bank sentral dapat mendinginkan inflasi tanpa merusak pasar tenaga kerja.
Dia mencatat bahwa para pembuat kebijakan masih memperdebatkan pendekatan untuk mengurangi neraca Fed dan mengatakan inflasi berjalan sangat jauh di atas target dan itu "jalan panjang" untuk apa pun yang dekat dengan kebijakan restriktif.
"Fakta bahwa Powell tidak lebih hawkish dari yang diperkirakan mungkin sedikit meredakan pasar emas," kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Menyusul pernyataan Powell, dolar turun 0,4 persen terhadap sekeranjang mata uang utama pesaingnya, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan mundur dari tertinggi baru-baru ini.
Emas sering dilihat sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetapi emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Harga emas naik karena reli imbal hasil obligasi berhenti ketika Ketua Fed Powell mengisyaratkan Fed kemungkinan akan mulai menormalkan kebijakan tahun ini," Analis Pasar Senior OANDA, Ed Moya, menulis dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Shiba Inu Hancurkan dominasi Bitcoin, Dogecoin dan Ethereum, Jadi Crypto Paling Populer Tahun 2021
"Semakin lama emas bertahan di atas 1.800 dolar AS, semakin terganggu harga jualnya," dia menambahkan dikutip dari Antara.
Fokus sekarang bergeser ke data indeks harga konsumen (IHK) inti AS yang akan dirilis pada Rabu waktu setempat, yang diperkirakan telah meningkat sebesar 5,4 persen secara tahunan pada Desember dari 4,9 persen di bulan sebelumnya.