Batal Nggak Sih Wudhunya Bapak dan Ibu yang Menyeboki Anaknya? Berikut Ulasannya Dalam Kitab Fathul Muin

- 3 November 2022, 16:37 WIB
Ilustrasi: Batal Nggak Sih Wudhunya Bapak dan Ibu yang Menyeboki Anaknya? Berikut Ulasannya Dalam Kitab Fathul Muin
Ilustrasi: Batal Nggak Sih Wudhunya Bapak dan Ibu yang Menyeboki Anaknya? Berikut Ulasannya Dalam Kitab Fathul Muin /www.pexels.com

Baca Juga: Tata Cara Sholat Gerhana Bulan Dalam Kitab Fathul Qorib Simak Penjelasannya

Dikutip CilacapUpdate.com, sesuatu yang dapat membatalkan wudhu menurut As Syeikh Ahmad Zainuddin Bin Abdul Aziz Alfannani dalam kitabnya (Fathul Muin) sebagai berikut;

وَنَوَاقِضُهُ اَيْ أَسْبَابُ نَوَاقِضِ الْوُضُوْءِاَرْبَعَةٌ تَيَقُّنُ خُرُوْجِ شَيْءٍ غَيْرِ مَنِيِّهِ عَيْنًا كَانَ اَوْرِيْحًا وَثَانِيْهَا زَوَالُ عَقْلٍ اَيْ تَميِيْزٍبِسُكْرٍ اَوْجُنُوْنٍ اَوْ

اِغْمَاءٍ اَوْنَوْمٍ لِلْخَبَرِالصَّحِيْحِ فَمَنْ نَامَ فَلْيتَوَضَّأْ وَثَالِثُهَا مَسُّ فَرْجِ اَدَمِيٍّ اَوْمَحَلِ قَطْعِهِ وَلَوْلِمَيِّةٍاَوْصَغِيرٍقُبُلًاكَانَ الْفَرْجُ اَوْدُبُرًامُتَّصِلاً

 اَوْمَقْطُوْعًا اِلاَّمَاقُطِعَ فِي الْخِتَانِ وَرَابِعُهَاتَلَاقَيْ بَشَرَتَيْ ذَكَرٍوَاُنْثَى وَلَوْبِلَاشَهْوَةٍ وَاِنْ كَانَ اَحَدُهُمَامُكْرَهًااَوْمَيِّتًا لَكِنْ لاَيَنْقُضُ وُضُوْءُالْمَيِّتِ

Artinya; ‘’ sesuatu yang membatalkan wudhu, yakni hal-hal yang membatalkan wudhu ada empat. yang pertama yakin mengelurkan sesutu dari qobul atau dubur selain mengeluarkan air mani baik yang keluar berupa benda atapupun angin,yang kedua hilangnya akal entah sebab gila, mabuk, epilepsi atua tidur, kecuali tidurnya orang yang duduk dan menetapkan kedua pantatnya ditempat duduk, hadis sohih ‘Barang siapa tidur maka berwudlu lah’, ketiga menyentuh kemaluan manusia atau tempat terpotongnya walapupun milik mayit, anak kecil, baik kemaluan tersebut kelamin atau anus, menempel atau terputus kecuali anggota yang dipotong saat hitan, ke empat bertemunya kulit laki-laki dan perempuan baik ada nafsu ataupun tidak ada nafsu, walaupun salah satunya dipaksa ataupun berupa mayit, namun bagi si mayit wudlunya tidak batal’’.

Baca Juga: Fikih Islam: Hukum Puji-pujian Setelah Adzan Sebelum Iqomah, Berikut Ulasannya Dalam Kitab Fathul Muin

Jadi, jika seorang ibu atau ayah dalam menceboki anaknya memgang kemaluan anaknya, maka batal hukum wudlunya, namun apabila dalam menceboki anaknya tidak memegang kemaluan si anak  maka tidak batal hukum wudlunya.

Apabila dalam menceboki anak, si orang tua terkana kotoran anaknya maka orang tua cukup membersihkanya sampai bersih tidak perlu wudlu lagi, karena terkena kotoran tidaklah membatalkan wudhu.

Selain kotoran tidak membatalkan wudhu, namun apabila terkena kotoran anjing  atau babi dan basah atau anggota kita yang basah maka dalam membersihkanya sebanyak 7 (tujuh) kali, dan juga harus mencampurnya dengan debu, apabila dalam 7 (tujuh) basuhan masih belum bersih, maka harus ditambah lagi basuhan tersebut.

Halaman:

Editor: Siyam

Sumber: Fathul Muin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah