Yang artinya : “ aku tidak mengetahui ada sesuatu yang lebih buruk di tengah orang-orang yang ahli shalat ( ahli ibadah maksudnya ), kecuali sifat ‘ujub “
Nah sifat ujub ini ahibbati hafidzakumullaahu ta’ala, di dalam Al-Qur’an tercela. Allaah subhanahu wa ta’ala menceritakan dalam surah al kahfi ayat 32-36, tentang dua orang petani. Yang satu mukmin ( beriman ), yang satu kafir. Yang kafir ini, dia mempunyai sifat ‘ujub dengan kebunnya yang banyak menghasilkan buah-buahan, dia mengatakan :
” أَنَا۠ أَكْثَرُ مِنكَ مَالًا وَأَعَزُّ نَفَرًا “
Yang artinya : “ Hartaku lebih banyak, daripada hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih baik“
“ وَدَخَلَ جَنَّتَهُۥ وَهُوَ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِۦ قَالَ مَآ أَظُنُّ أَن تَبِيدَ هَٰذِهِۦٓ أَبَدًا “
Yang artinya : “ Dan dia memasuki kebunnya sedang dalam keadaan dia dzalim terhadap dirinya sendiri ( karena ujub ) ia berkata: “Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya “
Baca Juga: Teks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Tentang Melakukan Ibadah Saat Pandemi Covid-19
Akhirnya Allaah subhanahu wa ta’ala binasakan kebun tersebut, sifat ujub. Kemudian di dalam hadits Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wa sallam, Nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa sallam mengatakan tentang sifat ujub di dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallaahu ‘anhu, nabi kita Muhammad shallallaahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
” بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى فِى حُلَّةٍ “
Artinya : “ Ketika ada seseorang di antara kita, berjalan dengan memakai baju mewahnya. . . “