Bandara di Kalimantan Tengah: Transformasi 65 Tahun Menuju Keemasan dan Nama yang Mencerminkan Identitas Dayak

7 Oktober 2023, 13:15 WIB
Bandara di Kalimantan Tengah: Transformasi 65 Tahun Menuju Keemasan dan Nama yang Mencerminkan Identitas Dayak/Dok. Instagram.com @cakgun9414 /

CilacapUpdate.com - Bandara terkemuka di Kalimantan Tengah, yang telah beroperasi selama 65 tahun, mengalami perubahan signifikan, termasuk penggantian nama yang merayakan identitas Dayak.

Sejak 1958, Bandara Tjilik Riwut, yang awalnya dikenal sebagai Pelabuhan Udara Panarung, telah menjadi pusat transportasi vital di wilayah ini. Inilah cerita tentang evolusinya yang mengesankan.

Bandara ini pertama kali diresmikan pada tahun 1958 dan pada awalnya dapat menampung pesawat jenis Twin Otter.

Pada tahun 1973, kepemilikan bandara ini dialihkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan RI.

Terletak di Palangkaraya, Bandara Tjilik Riwut adalah yang terbesar di Kalimantan Tengah dengan landasan pacu yang direncanakan akan diperpanjang hingga 3.000 meter x 45 meter, dilengkapi dengan terminal baru seluas 29.124 meter persegi.

Baca Juga: Kabupaten Penduduk Terbanyak di Kalimantan Tengah: Ternyata Penghuni Kota-kota Ini Melebihi Ibukota Provinsi

Perubahan besar terjadi pada tanggal 10 November 1988, ketika nama Pelabuhan Udara Panarung diganti menjadi Bandara Tjilik Riwut.

Nama ini diambil dari seorang tokoh penting, Tjilik Riwut, mantan Gubernur Kalimantan Tengah yang juga merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia.

Ia bukan hanya seorang pejuang kemerdekaan, tetapi juga seorang pecinta alam dan anggota KNIP. Di tahun 1998, Tjilik Riwut dihormati sebagai pahlawan nasional sebagai pengakuan atas jasanya dalam perjuangan kemerdekaan.

Bandara ini terus berkembang seiring waktu. Pada tahun 2019, sebuah terminal baru diresmikan oleh Presiden Jokowi, menandai langkah besar dalam pengembangan Bandara Tjilik Riwut.

Proyek ini menghabiskan dana sekitar Rp700 miliar, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pembangunannya melibatkan perluasan terminal dan perpanjangan landasan pacu, membuktikan komitmennya untuk menjadi salah satu bandara terbaik di Indonesia.

Namun, perubahan paling menonjol yang telah terjadi adalah proposal untuk menjadikan Bandara Tjilik Riwut sebagai bandara internasional di masa depan.

Baca Juga: Bandara Tjilik Riwut di Palangkaraya: Sejarah 65 Tahun Operasi Menuju Keemasan Kalimantan Tengah

Ini adalah langkah penting yang akan meningkatkan konektivitas dan mempromosikan pariwisata di Kalimantan Tengah.

Sebagai pusat transportasi utama di wilayah ini, bandara ini memiliki potensi besar untuk melayani penumpang internasional dan memperkuat ekonomi lokal.

Selain aspek teknis dan pembangunan infrastruktur, perubahan nama bandara ini juga memiliki makna yang mendalam.

Mengubah nama dari Pelabuhan Udara Panarung menjadi Bandara Tjilik Riwut adalah langkah yang menghormati warisan seorang pahlawan nasional Dayak.

Hal ini juga mencerminkan identitas Dayak yang kaya dan beragam, mengingat Tjilik Riwut adalah salah satu putra Dayak dari Suku Dayak Ngaju.

Perubahan nama ini juga menjadi pengingat bagi generasi muda tentang sejarah dan budaya Kalimantan Tengah.

Baca Juga: Jembatan Hasan Basri: Sejarah 28 Tahun Penyambung Kalimantan Tengah yang Diambil dari Nama Mantan Ketua MUI

Bandara Tjilik Riwut tidak hanya menjadi tempat transit untuk perjalanan udara, tetapi juga menjadi pusat pendidikan dan peningkatan kesadaran akan warisan lokal.

Ini adalah contoh bagaimana suatu nama dapat membawa makna yang dalam dan menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

Dengan perpanjangan landasan pacu yang direncanakan dan status bandara internasional yang diusulkan, Bandara Tjilik Riwut siap menghadapi masa depan yang cerah.

Ini adalah cerita tentang bagaimana sebuah bandara yang telah beroperasi selama 65 tahun terus berkembang, berubah, dan mengambil nama yang lebih relevan dengan identitas dan nilai-nilai lokal.

Baca Juga: Perekonomian dan Kesenjangan : Ini Dia 4 Kabupaten Termiskin Di Kalimantan Tengah

Bandara ini tidak hanya menjadi gerbang udara ke Kalimantan Tengah, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan dan jati diri bagi masyarakat Dayak dan semua yang terlibat dalam perjalanan panjangnya.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler