Jembatan Hasan Basri: Sejarah 28 Tahun Penyambung Kalimantan Tengah yang Diambil dari Nama Mantan Ketua MUI

- 25 September 2023, 22:30 WIB
Jembatan Hasan Basri: Sejarah 28 Tahun Penyambung Kalimantan Tengah yang Diambil dari Nama Mantan Ketua MUI/Dok. Instagram.com @faizal_rizqi
Jembatan Hasan Basri: Sejarah 28 Tahun Penyambung Kalimantan Tengah yang Diambil dari Nama Mantan Ketua MUI/Dok. Instagram.com @faizal_rizqi /

CilacapUpdate.com - Infrastruktur jembatan memiliki peran penting dalam menghubungkan wilayah yang terpisah, meningkatkan koneksi, serta memfasilitasi mobilitas barang dan orang.

Dalam satu sudut Kalimantan Tengah, terdapat sebuah jembatan yang telah beroperasi selama 28 tahun, menghubungkan wilayah kabupaten Barito Utara, Kabupaten Murung Raya, dan Banjarmasin.

Jembatan ini bukan hanya sebuah infrastruktur, tetapi juga sebuah penghormatan kepada seorang tokoh ulama terkemuka Indonesia. Namanya adalah Jembatan Hasan Basri.

Dilansir dari diskominfomc.kalselprov.go.id, Jembatan Hasan Basri, yang membentang sepanjang 270 meter di atas Sungai Barito di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah, memiliki sejarah yang panjang dan penting.

Konstruksi jembatan baja ini, yang merupakan buatan Australia, dimulai pada tahun 1990 dan selesai pada tahun 1995. Jembatan ini menjadi salah satu jalur vital bagi angkutan penumpang dan barang di wilayah tersebut.

Baca Juga: Rekomendasi 4 SMA Juara di Kabupaten Jepara, Masuk Peringkat Nasional dan Jadi Rujukan PPDB!

Peresmian Jembatan Hasan Basri pada tanggal 19 Februari 1995, oleh Menteri Penerangan Republik Indonesia, Harmoko, adalah momen bersejarah yang disaksikan oleh banyak orang. Namun, yang membuat jembatan ini begitu istimewa adalah nama yang diambil darinya.

Jembatan ini diberi nama Hasan Basri sebagai penghormatan kepada seorang tokoh ulama yang lahir di Muara Teweh, seorang ulama yang dikenal dan dihormati di seluruh Indonesia.

KH.Hasan Basri, yang lahir pada 10 Agustus 1920, adalah seorang ulama yang menduduki posisi penting sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat dari tahun 1984 hingga 1998.

Halaman:

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x