5 Daerah di Sumenep Ini Harus Lebih Waspada Karena Berpotensi Terkena Dampak Besar Bencana Alam, Bluto no 1?

23 Oktober 2023, 14:08 WIB
Ilustrasi Bencana alam : 5 Daerah di Sumenep Ini Harus Lebih Waspada Karena Berpotensi Terkena Dampak Besar Bencana Alam, Bluto no 1? /Pixabay/Angelo_Giordano.

 

CilacapUpdate.com - Bencana alam merupakan ancaman yang selalu mengintai Indonesia, sebuah negara yang terletak di Cincin Api Pasifik. Di tahun 2022, Indonesia dinobatkan sebagai negara rawan bencana alam ketiga terbesar di dunia oleh Bündnis Entwicklung Hilft dan IFHV of the Ruhr-University Bochum.

Salah satu daerah yang mengalami kerugian akibat bencana alam adalah Kabupaten Sumenep, yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Dalam tahun tersebut, kerugian mencapai lebih dari Rp4 miliar.

Namun, angka kerugian ini tidak tersebar secara merata di seluruh kecamatan di Sumenep. Sebanyak 5 dari 25 kecamatan di Kabupaten Sumenep menunjukkan jumlah kerugian terbesar akibat bencana alam. Salah satu di antaranya adalah Kecamatan Gayam.

Meskipun Gayam memiliki kerugian yang signifikan akibat bencana alam, ternyata bukanlah kecamatan dengan kerugian terbesar di Sumenep. Pertanyaan pun muncul, kecamatan mana yang sebenarnya menduduki peringkat teratas dalam hal kerugian akibat bencana alam di Sumenep?

Baca Juga: Bendungan Bolango Ulu di Gorontalo: Waduk Seluas 614,72 Hektar yang Telah Mengubah Kehidupan dan Pariwisata

Dalam laporan yang dihimpun oleh CilacapUpdate.com dari laman resmi Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumenep (sumenepkab.bps.go.id), berikut adalah 5 kecamatan dengan jumlah kerugian terbesar akibat bencana alam di Sumenep:

1. Kecamatan Gayam

Kecamatan Gayam berada di peringkat kelima sebagai daerah dengan kerugian terbesar akibat bencana alam di Kabupaten Sumenep. Taksiran kerugian di tahun 2022 mencapai Rp288.000.000.

2. Kecamatan Giligenting

Kecamatan Giligenting menduduki peringkat keempat sebagai kecamatan dengan jumlah kerugian terbesar akibat bencana alam di Sumenep. Taksiran kerugian pada tahun 2022 mencapai Rp300.000.000.

3. Kota Sumenep

Kota Sumenep, ibukota kabupaten ini, menempati posisi ketiga sebagai kecamatan dengan jumlah kerugian terbesar akibat bencana alam di Sumenep. Taksiran kerugian pada tahun 2022 mencapai Rp337.000.000.

4. Kecamatan Arjasa

Kecamatan Arjasa berada di peringkat kedua sebagai kecamatan dengan kerugian terbesar ketiga akibat bencana alam di Kabupaten Sumenep. Taksiran kerugian di tahun 2022 mencapai Rp350.000.000.

Baca Juga: Syarat dan Jenis-Jenis KUR BRI 2023 di Kabupaten Pacitan: Ajukan KUR BRI 2023 Rp100 Juta Sekarang!

5. Kecamatan Bluto

Peringkat teratas sebagai daerah dengan kerugian terbesar akibat bencana alam di Sumenep ditempati oleh Kecamatan Bluto. Taksiran kerugian pada tahun 2022 mencapai angka yang mengagetkan, yaitu Rp780.000.000.

Demikianlah, inilah 5 kecamatan di Sumenep yang mengalami kerugian terbesar akibat bencana alam di tahun 2022.

Meskipun Gayam menduduki posisi kelima, perhatian utama tertuju pada Bluto yang memuncaki daftar ini dengan kerugian yang jauh lebih besar dibandingkan kecamatan lainnya.

Kerugian akibat bencana alam merupakan masalah yang kompleks dan berdampak luas pada masyarakat, perekonomian, dan infrastruktur.

Ketika kita merinci data di atas, kita dapat menggali lebih dalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan kerugian antara kecamatan-kecamatan ini.

Bluto, sebagai yang terbesar, memiliki kerugian hampir tiga kali lipat dari kecamatan lainnya. Ini mengundang pertanyaan tentang jenis bencana apa yang terjadi di sana, sejauh mana kerusakan infrastruktur, dan bagaimana pemerintah setempat dan lembaga bantuan merespon bencana ini.

Arjasa, yang menduduki peringkat kedua, juga memiliki kerugian yang cukup besar. Mungkin ada faktor-faktor geografis, kondisi sosial, atau ekonomi tertentu yang menjadikan wilayah ini lebih rentan terhadap bencana alam.

Sementara itu, Kota Sumenep sebagai ibukota kabupaten juga menunjukkan kerugian yang signifikan. Hal ini mungkin disebabkan oleh keramaian penduduk dan pusat aktivitas ekonomi di sana. Jika ibukota terganggu oleh bencana, dampaknya bisa sangat besar.

Baca Juga: Teka-Teki 'Bantal Paling Keras' dan Koleksi Teka-Teki Sulit Lainnya yang Bikin Mikir

Giligenting, yang berada di peringkat keempat, memiliki kerugian yang mirip dengan Gayam. Kedua kecamatan ini mungkin memiliki kesamaan dalam hal jenis bencana atau faktor lain yang berkontribusi pada kerugian mereka.

Gayam, meskipun berada di peringkat kelima, tetap merupakan salah satu daerah yang terdampak parah. Kerugian sebesar Rp288.000.000 bukanlah angka yang dapat diabaikan.

Ini menunjukkan bahwa sejumlah besar masyarakat di sana telah mengalami kesulitan akibat bencana alam.

Selain peringkat, penting juga untuk memahami jenis bencana yang mempengaruhi setiap kecamatan.

Bencana alam bisa berupa banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan lain sebagainya. Faktor-faktor seperti topografi, cuaca, dan sejarah bencana sebelumnya juga memainkan peran penting dalam menentukan tingkat kerugian.

Reaksi dan upaya penanggulangan bencana juga perlu dievaluasi. Bagaimana pemerintah daerah, organisasi bantuan, dan masyarakat setempat merespon bencana ini? Apakah sudah ada upaya untuk memitigasi risiko bencana di masa depan?

Ketika kita berbicara tentang bencana alam, faktor manusia juga tidak boleh diabaikan. Kesadaran masyarakat tentang bahaya bencana, ketersediaan tempat penampungan darurat, menjadi poin yang perlu diperhatikan tentunya.***

 

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler