Network
3. Peluang Serangan Siber Besar: Risiko investasi cryptocurrency lainnya yang patut diwaspadai adalah serangan siber. Karena investasi ini dilakukan secara digital, risiko kehilangan bagi para investor dapat terjadi.
Sejumlah sumber melaporkan bahwa total kerugian akibat kejahatan pencurian dan peretasan mata uang digital pada 2019 mencapai USD4,52 miliar atau sekitar Rp63 triliun.
Kaspersky, perusahaan keamanan siber Rusia, memperkirakan bahwa pencurian aset kripto dan data e-commerce masih akan terus meningkat.
4. Penipuan Berkedok ICO: Penipuan berkedok Initial Coin Offering (ICO) juga merupakan risiko dalam investasi cryptocurrency. Pelaku kecurangan bisa menawarkan ICO palsu atau menggunakan nama yang sah untuk menipu para investor.
Mereka sering menawarkan koin 'pertama' sebelum diluncurkan sebagai taktik penipuan. Menurut Integrity Indonesia, penipuan ICO sudah marak sejak empat tahun lalu, dengan jumlah korban mencapai 30 ribu investor dan kerugian total mencapai USD225 juta pada tahun 2017.
5. Modus Pump and Dump: Risiko investasi cryptocurrency ini juga telah dibahas oleh Integrity Indonesia. Modus pump and dump, yang sebenarnya sudah ada sebelum maraknya mata uang digital, kini banyak dilakukan melalui sosial media seperti Telegram dan Reddit.
Pelaku membeli altcoin pada harga tertentu dan melakukan penipuan pemasaran sehingga koin tersebut tampak memiliki nilai yang tinggi, padahal kapitalisasi pasarnya sangat rendah.
6. Penipuan Transaksi: Ketidakjelasan legalitas di beberapa bank sentral negara-negara tertentu terkait mata uang kripto meningkatkan risiko penipuan transaksi bagi pembeli aset kripto. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa mata uang digital dibeli dari pedagang yang kredibel dan memiliki sistem keamanan yang kuat.
7. Media Pertukaran yang Minim: Risiko terakhir dalam investasi cryptocurrency adalah keterbatasan media pertukarannya. Para investor cenderung mengandalkan kriptografi, sebuah metode untuk melindungi informasi dan alur komunikasi menggunakan kode.
