NFT, Ketika Sebuah Karya Mendapat Apresiasi

- 27 Desember 2021, 05:14 WIB
Foto Randy Bagus Hari Sasongko dijual di Pasar NFT Rarible, Harga yang ditawarkan hingga Ratusan Juta
Foto Randy Bagus Hari Sasongko dijual di Pasar NFT Rarible, Harga yang ditawarkan hingga Ratusan Juta /tangkapan layar/rarible

NFT bisa melacak pemilik awal, dan pemilik akhir untuk karya atau barang yang sifatnya bisa dikoleksi (collectible).

Setiap NFT akan berlaku sebagai item koleksi yang tidak dapat diduplikasi sehingga menjadikannya langka.

Artinya, NFT ibarat sebuah sertifikat keaslian untuk aset virtual. Dengan demikian, seseorang yang memiliki sebuah NFT akan memiliki sesuatu yang berharga di dunia digital, sama seperti mereka memiliki sebuah aset atau barang berharga di dunia nyata.

Berbagai karya yang dijadikan NFT sendiri, misalnya gambar atau video, biasanya bisa disimpan dan dilihat oleh banyak orang.

Namun, hanya ada satu orang yang memiliki versi aslinya yang dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang tersimpan di dalam blockchain.

Kapan NFT digunakan Pertama Kali?

Pertama kali pada sebuah game blockchain bernama CryptoKitties pada Oktober 2017 lalu.

Dalam game tersebut, pengguna bisa mengadopsi atau memelihara seekor kucing virtual.

Layaknya memiliki binatang peliharaan di dunia fisik, seekor kucing digital bakal memiliki identitas (token) unik untuk menunjukkan bahwa kucing tersebut dimiliki sepenuhnya oleh seorang pengguna.

NFT memiliki keunikan tersendiri dan dijual dengan harga yang berbeda, nilai sebuah aset NFT tidak bisa disamakan atau ditukarkan dengan aset NFT dan aset kripto lainnya.

Aset semacam ini biasa disebut non-fungible (tidak bisa ditukarkan), berbeda dengan aset lainnya, seperti mata uang dollar AS, Ethereum, atau Bitcoin yang bersifat fungible.

Halaman:

Editor: Siyam

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah