Sultan Iskandar Muda: Transformasi Seabad dari Bandara Blang Bintang Hingga Nama Pahlawan Aceh

- 18 September 2023, 17:19 WIB
Sultan Iskandar Muda: Transformasi Seabad dari Bandara Blang Bintang Hingga Nama Pahlawan Aceh/Dok. Instagram.com @muhammadsabriii
Sultan Iskandar Muda: Transformasi Seabad dari Bandara Blang Bintang Hingga Nama Pahlawan Aceh/Dok. Instagram.com @muhammadsabriii /

CilacapUpdate.com - Dalam kurun waktu 80 tahun, Bandara Aceh yang dulunya dibangun oleh Jepang pada tahun 1943 dengan landasan pacu sepanjang 1.400 meter telah mengalami perjalanan yang luar biasa.

Bandara ini tidak hanya menjadi pintu gerbang bagi warga Aceh menuju dunia, tetapi juga sebuah simbol perlawanan dan kebanggaan nasional.

Bagaimana sebuah bandara yang awalnya dikenal dengan nama Bandara Blang Bintang berubah menjadi Sultan Iskandar Muda, yang merupakan nama seorang raja tersohor dan pahlawan Aceh? Mari kita selami perjalanan dan transformasi luar biasa bandara ini dalam artikel ini.

Bandara Aceh: Sebuah Nama yang Mengandung Sejarah

Sebuah nama bandara bisa menjadi ciri khas yang identik dengan tempatnya berada atau mencerminkan nilai-nilai sejarah dan kebanggaan daerah tersebut.

Hal ini juga berlaku untuk Bandara Aceh, yang terletak di Pulau Sumatera, Provinsi Aceh. Bandara ini bukan sekadar fasilitas transportasi, tetapi juga sebuah saksi bisu dari sejarah perjuangan dan ketahanan Aceh selama bertahun-tahun.

Dulunya, bandara ini dibangun oleh pemerintah Jepang pada tahun 1943, memiliki landasan pacu hanya sepanjang 1.400 meter.

Namun, dengan berjalannya waktu, bandara ini mengalami berbagai perubahan penting yang membuatnya menjadi salah satu bandara terpenting di Indonesia.

Baca Juga: Prediksi Skor PSG vs Borussia Dortmun di UEFA Link Live Streaming, H2H, dan Susunan Pemain, Kick Off 02:00 WIB

Perlawanan dan Perubahan Nama: Dari Bandara Blang Bintang ke Sultan Iskandar Muda

Pada tahun 1953, pemerintah membuka bandara ini untuk pendaratan pesawat Dakota DC-3, dan beberapa tahun kemudian, pesawat Convair 240 juga mulai mendarat di sini.

Perkembangan berlanjut pada tahun 1968, ketika landasan pacu bandara diperpanjang menjadi 1.850 meter dan lebar 45 meter, serta apron sebesar 90 x 120 meter yang dapat menampung pesawat F 28 Fokker.

Semua perubahan ini membuka jalan bagi penerbangan komersial dan perkembangan bandara yang lebih besar.

Nama bandara ini awalnya adalah "Bandara Blang Bintang," yang mencerminkan lokasinya di Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar.

Namun, perubahan besar terjadi pada tahun 1995 ketika DPRD D.I Aceh, Gubernur D.I Aceh, dan Menteri Perhubungan sepakat untuk mengubah nama bandara ini.

Bandara Blang Bintang yang sudah dikenal oleh banyak orang berganti nama menjadi "Sultan Iskandar Muda."

Nama Sultan Iskandar Muda tidak hanya sebuah nama. Ini adalah penghormatan kepada seorang raja Aceh yang dikenal sebagai pahlawan nasional.

Sultan Iskandar Muda adalah sosok yang kuat dan gigih dalam melawan penjajahan, terutama oleh Portugis yang mencoba untuk memonopoli lada di Aceh pada masa itu. Perlawanannya yang heroik telah mengukuhkan Aceh sebagai pusat perlawanan yang tangguh.

Baca Juga: Penginapan Nyaman di Surabaya: Rate Mulai Rp200 Ribuan, 19 Hotel Bintang 3 Ini Berlokasi Pusat Kota

Sultan Iskandar Muda: Raja Aceh yang Legendaris

Sultan Iskandar Muda bukanlah raja sembarangan. Ia adalah salah satu penguasa terbesar Aceh yang pernah ada, dan kepemimpinannya membentuk sejarah Aceh dan Indonesia.

Ia menggantikan Sultan Ali Riayat Syah di tahta Aceh pada usia muda, namun, apa yang dianggap sebagai kelemahannya oleh beberapa orang, ternyata adalah kekuatan terbesarnya.

Saat Portugis mencoba menguasai lada di Aceh pada abad ke-17, Sultan Iskandar Muda tampil sebagai pemimpin yang kuat dan berani.

Ia melawan penjajah dengan gigih dan mengusir mereka dari wilayah Aceh. Perlawanannya tidak hanya membawa kemenangan, tetapi juga mengukuhkan Aceh sebagai kekuatan maritim yang tak terbantahkan di kawasan tersebut.

Sultan Iskandar Muda adalah pahlawan yang dicintai oleh rakyatnya, dan penghormatan kepada namanya adalah tanda kebanggaan yang patut bagi Aceh.

Baca Juga: PREDIKSI Line-up PSG vs Borussia Dortmun: Jadwal, Live Streaming UEFA 20 September 2023 Kick Off 02:00 WIB!

Bandara Sultan Iskandar Muda: Sebuah Pintu Gerbang dan Sejarah yang Hidup

Saat ini, Bandara Sultan Iskandar Muda bukan hanya sebuah fasilitas transportasi modern tetapi juga sebuah penanda sejarah yang hidup.

Nama bandara ini mengingatkan kita pada kekuatan dan perlawanan yang telah mewarnai sejarah Aceh.

Sebagai salah satu bandara terbesar di Indonesia, bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional, termasuk pesawat besar seperti Boeing 747-400.

Sejarah panjang bandara ini, yang dimulai dari pembangunan oleh Jepang pada tahun 1943, perjalanan perubahan nama dari Bandara Blang Bintang menjadi Sultan Iskandar Muda pada tahun 1995, dan perluasan infrastruktur yang mengikutinya, semuanya mencerminkan evolusi yang mengesankan.

Bandara ini sekarang adalah gerbang menuju Aceh yang modern, tetapi juga sebuah tempat yang merayakan warisan sejarah Aceh yang kaya.

Kesimpulan: Sultan Iskandar Muda, Nama yang Mencerminkan Kebanggaan Aceh

Dalam 80 tahun operasinya, Bandara Aceh telah menjalani perjalanan luar biasa. Dari awalnya sebagai proyek pembangunan Jepang pada tahun 1943 hingga menjadi Bandara Sultan Iskandar Muda yang megah, bandara ini adalah bukti kekuatan dan kebanggaan Aceh.

Transformasi dari Bandara Blang Bintang menjadi Sultan Iskandar Muda adalah tanda penghormatan kepada seorang raja tersohor dan pahlawan nasional yang memimpin perlawanan terhadap penjajah.

Baca Juga: Kalahkan PSCS di Cilacap, Djanur Minta Pemain Persela Lamongan Tidak Jemawa

Bandara ini bukan sekadar sebuah tempat, tetapi juga simbol dari sejarah dan perjuangan Aceh yang kuat.***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah