Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Membongkar Alasan Warga Menolak Listrik PLN, Demi Keamanan?

- 27 Agustus 2023, 00:25 WIB
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Membongkar Alasan Warga Menolak Listrik PLN, Demi Keamanan?/Dok. Instagram.com @kampungnaga_tasikmalaya
Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya: Membongkar Alasan Warga Menolak Listrik PLN, Demi Keamanan?/Dok. Instagram.com @kampungnaga_tasikmalaya /

CilacapUpdate.com - Di tengah era modern dengan segala kemudahan teknologi, listrik telah menjadi kebutuhan pokok yang tak tergantikan.

Namun, sebuah kisah unik datang dari sebuah desa terpencil di Tasikmalaya yang memberikan sudut pandang berbeda.

Kampung Naga, begitu desa tersebut dikenal, justru memilih untuk menolak tawaran listrik dari PLN.

Pertanyaan pun muncul, mengapa warga Kampung Naga memutuskan untuk hidup tanpa listrik?

Melalui gambaran yang diabadikan dalam video oleh kanal YouTube Alman Mulyana pada 1 September 2021, terbuka panorama kehidupan di desa ini.

Baca Juga: Di Tasikmalaya Bansos PKH Tahap 4 2023 Sudah Cair, Berikut Penerima Rp1.000.000 di Kabupaten Tasikmalaya!

Seolah adanya pesona alam yang memukau, perjalanan menuju Kampung Naga tak hanya sekadar perjalanan fisik.

Melalui hamparan sawah yang menghijau dan pohon-pohon yang berserakan, perasaan asri dan damai seakan menjalar begitu saja.

Namun, sebelum mencapai pintu gerbang Kampung Naga, tantangan fisik harus diatasi dengan menaklukkan lebih dari 400 anak tangga.

Hanya dengan usaha yang gigih, kehidupan khas desa terbentang di depan mata.

Salah satu hal yang menarik perhatian adalah rumah-rumah Kampung Naga yang masih mempertahankan keaslian bahan alam.

Atap rumah yang terbuat dari ijuk dan tembok berbahan kayu menjadi ciri khas yang melekat erat.

Baca Juga: Malam Tak Terlupakan di Tasikmalaya: 5 Penginapan Mewah yang Bisa Dipegang dengan Rp50 Ribu

Kebijakan menolak listrik dari PLN memiliki alasan yang mendalam: kekhawatiran akan risiko kebakaran yang dapat dengan mudah merajalela jika listrik diperkenalkan ke dalam kampung ini.

Selain itu, metode memasak yang masih menggunakan cara tradisional turut mempengaruhi keputusan ini.

Meski mengandalkan bahan-bahan alami, video tersebut menggambarkan bahwa Kampung Naga tetap mampu merawat kebersihan dan kerapihan rumahnya.

Dalam setiap sudutnya terpancar kehangatan dan ketertiban yang terjaga. Tak kalah menarik, sudut religius juga menjadi bagian penting dari kehidupan kampung ini.

Masjid yang menjadi tempat ibadah warga tetap mempertahankan keaslian struktur kayu dengan atap ijuk.

Keberadaan bedug berukuran besar dan kentongan sebagai alat pengumpul warga menjadi penanda kekhususan Kampung Naga.

Baca Juga: Tempat Damai di Jantung Jawa Barat: Inilah 4 Kecamatan Tersepi Jauh dari Keramaian di Kabupaten Tasikmalaya

Keunikan lainnya tampak pada jalan-jalan yang masih menggunakan batu kali sebagai landasan.

Tanpa hiruk-pikuk kendaraan bermotor, kampung ini seolah membawa kita kembali pada zaman di mana ketenangan adalah sebuah kebiasaan.

Sebuah potret kehidupan yang tercermin dari cara hidup tradisional dan kearifan lokal yang tetap dijunjung tinggi.

Dalam era yang serba terkoneksi ini, Kampung Naga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kemandirian dan pelestarian lingkungan.

Keputusan untuk menolak listrik dari PLN mungkin terasa menggelitik bagi sebagian orang, tetapi ketika melihat lebih dalam, itu adalah upaya sungguh-sungguh untuk menjaga identitas dan keamanan.

Melalui kesederhanaan dan kesungguhan, warga Kampung Naga telah membuktikan bahwa modernitas bukanlah satu-satunya pilihan, dan bahwa ada kekayaan dalam menjaga akar tradisi.

Dalam dunia yang terus berubah, Kampung Naga adalah bukti hidup bahwa ada keindahan dalam kesederhanaan, dan ada kekuatan dalam memilih apa yang benar-benar dibutuhkan.

Baca Juga: Di Tasikmalaya Hanya Ada 3 Kampus Pilihan Terbitan EduRank 2023, Universitas Siliwangi Termasuk?

Dari atap ijuk hingga batu kali, kisah Kampung Naga mengingatkan kita akan esensi sejati dari kehidupan manusia: menjadi satu dengan alam, menghargai warisan nenek moyang, dan menjaga keselarasan antara manusia dan lingkungannya.***

Editor: Siyam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah