Nama "Cikubang" bukanlah sekadar suatu kata yang terdengar indah, melainkan mengandung makna dalam.
Jembatan ini mengapit Sungai Cikubang, yang membelah daerah Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dengan mengambil nama dari sungai yang memeluknya, Jembatan Cikubang menjadi tidak hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga bagian dari ekosistem dan aliran sejarah daerah setempat.
Kisah Keterwujudan Jembatan Cikubang
Sejarah pembangunan Jembatan Cikubang membawa kita pada kisah epik tentang keuletan dan kerja keras manusia.
Menurut sumber dari laman Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pembangunan jembatan ini memerlukan ratusan ton material besi yang diimpor dari Eropa melalui Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Cilacap.
Meskipun sempat terhambat oleh keterlambatan pengiriman bahan selama hampir 8 bulan, semangat untuk mewujudkan jembatan megah ini tidak pernah pudar.
Teknologi dan Rancangan Jembatan yang Hebat
Jembatan Cikubang menjadi contoh nyata tentang bagaimana teknologi dan rancangan yang kuat dapat memberikan kehidupan yang panjang pada sebuah struktur.
Dengan menggunakan 11 pilar baja yang kokoh, jembatan ini mampu bertahan dan melintasi zaman.
Setiap pilar memiliki berat rata-rata 122 ton dan panjang bentang bervariasi antara 12 hingga 50 meter.
Teknologi tersebut memungkinkan jembatan ini menahan beban kereta api yang melintasinya setiap hari, menjadikannya bagian vital dari infrastruktur transportasi Indonesia.