Teks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan

7 April 2022, 03:36 WIB
IlustrasiTeks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan /Pexels/Anna Tarazevich

CilacapUpdate.com - Dalam artikel ini akan kami berikan contoh teks ceramah singkat atau kultum saat bulan Ramadhan 2022, yaitu Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan.

Pada bulan Ramadhan 2022, ceramah singkat atau yang sering kita sebut dengan kultum tentunya banyak dijumpai, mulanya kita butuh mempersiapkan contoh teks ceramah singkat bulan Ramadhan 2022, sebagai pembelajaran.

Kita perlu menyiapkan contoh teks kultum atau ceramah singkat bulan Ramadhan 2022 sekarang ini, seperti diketahui bahwa kultum sering dilakukan sebelum melakukan buka puasa dan setelah melaksanakan selesai sholat tarawih.

Baca Juga: Teks Kultum Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Ketika Kalian Bersedih di Hari yang Fitri

Oleh karena itu pada artikel ini terdapat contoh teks ceramah singkat atau kultum saat bulan Ramadhan 2022 yang membahas Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan.

Sebagaimana dikutip CilacapUpdate dari ngaji.id. Beriku contoh teks ceramah singkat atau kultum saat bulan Ramadhan 2022, yang membahas Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan.

Baca Juga: Teks Ceramah atau Kultum Singkat Bulan Ramadhan 2022, Tentang Bulan Pembebasan Dari Neraka

Kultum

kultum atau ceramah singkat adalah ceramah keagaman yang berdurasi tujuh menit. Biasanya, kultum dilakukan setelah salat berjamaah atau menjelang berbuka puasa bulan Ramadan.

Baca Juga: Contoh Teks Kultum atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Amalan Wanita Haid Di Bulan Ramadhan

Ceramah Singkat Bulan Ramadhan, Tentang Sebuah Manfaat Sedekah di Bulan Ramadhan

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Shalawat dan Salam mudah-mudahan terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kepada keluarganya, para Sahabatnya, dan seluruh pengikutnya.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kesempatan kepada kita semuanya untuk memperbanyak ibadah, memperbanyak amal, karenanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Memberikan contoh kepada kita semua berbagai macam bentuk ibadah, di antara ibadah tersebut adalah memperbanyak bersedekah, memperbanyak berinfak di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan sedekah itu memiliki makna yang luas, makna sedekah yang luas itu dicakup dalam hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وَتُعِينُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ، وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

“Engkau membantu seseorang dalam hal kendaraanya, engkau membantu orang tersebut naik ke atas kendaraanya atau mengangkatkan barang-barangnya ke atasnya adalah sedekah. Perkataan yang baik adalah sedekah.” (HR. Bukhari-Muslim)

تَبَسُّمُكَ فِى وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu” (HR. At-Tirmidzi)

Maka sedekah memiliki makna yang luas, makna yang umum, dimana seluruh kebaikan yang kita berikan kepada orang lain itu masuk ke dalam makna sedekah.

Sedangkan makna sedekah yang kedua, adalah sedekah dalam makna yang khusus, yaitu memberikan apa yang kita miliki untuk orang lain, memberikan harta yang kita miliki untuk saudara-saudara kita, maka itu masuk ke dalam makna sedekah yang lebih khusus.

Di mana makna sedekah yang khusus ini lebih ditekankan kepada perkara, yang mana kita diperintahkan, untuk menjauhkan diri dari sifat bakhil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 96:

وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah mengingatkan kaitannya sedekah dengan sifat bakhil, bahwa seseorang harus menjauhkan diri dari sifat bakhil, dari sifat kikir, sifat pelit.

Yang mana itu adalah sifat yang sangat mengotori jiwa kita. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa orang yang dijauhkan dari sifat bakhil tersebut, maka sungguh orang tersebut adalah orang yang beruntung.

Oleh karenanya Begitu pentingnya kita untuk melihat kepada diri kita, apakah kita termasuk dari orang-orang yang bakhil. Terkadang seseorang tidak merasa bahwa dia termasuk dari orang-orang yang bakhil, dia sudah merasa berinfak, bersedekah, padahal ia tergolong kedalam orang-orang yang bakhil. Tentunya bakhil di dalam bersedekah, itu masuk dalam perkara-perkara yang wajib untuk dikeluarkan, zakat fitr, kemudian zakat mal, yang itu wajib bagi seseorang untuk dikeluarkan.

Kemudian juga memberikan nafkah kepada keluarga dan semua wajib ditanggung, maka itu termasuk kedalam kewajiban harta. Ketika seseorang kemudian tidak melaksanakan perkara-perkara tersebut, maka di dalam Islam disebut sebagai orang yang bakhil, orang yang pelit dan kikir.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam sebuah hadits:

فَإِنَّ اللهَ يَقْبَلُهَا بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يُرَبِّيْهَا لِصَاحِبِهِ كَمَا يُرَبِّيْ أَحَدُكُمْ فَلُوَّهُ

“Sesungguhnya Allah akan menerima sedekahnya dengan tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Inilah perumpamaan yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atas orang yang bersedekah, seorang yang bersedekah dengan sesuatu yang kecil, ternyata dibesarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, dirawat dan dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga akan didapati pada hari kiamat menjadi sesuatu yang besar.

Bahkan bisa jadi seorang yang bersedekah dengan 1 biji kurma ternyata didapatkan pada hari kiamat sebesar gunung, dan yang demikian akan banyak didapati oleh hamba-hamba yang pandai bersedekah, yang gemar bersedekah, tidak merasa bahwa dia sudah bersedekah karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, ternyata didapati pada hari kiamat pahala yang begitu besar, pahala yang sangat dinanti-nanti, yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan contoh kepada kita tentang sedekah, terlebih di bulan Ramadhan. ‘Aisyah Radhiyallahu anha menyifati Nabi Shallallahu wa Sallam, demikian juga ibnu Abbas Radhiyallahu’anhuma, menyifati Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ ، حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ جِبْرِيلُ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling gemar bersedekah. Semangat beliau dalam bersedekah lebih membara lagi ketika bulan Ramadhan, tatkala itu Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malamnya di bulan Ramadhan. Jibril mengajarkan Al-Qur’an kala itu. Dan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang paling semangat dalam melakukan kebaikan bagai angin yang bertiup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau adalah manusia yang paling baik dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam semakin baik lagi tatkala berada di bulan Ramadhan, dan sungguh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sangat banyak memberikan kebaikan seperti angin yang berhembus dengan kencang.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Inilah keutamaan bersedekah yang langsung dicontohkan oleh Nabi kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di mana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, beliau sangat bersemangat untuk bersedekah, dan diumpamakan seperti angin yang berhembus dengan begitu kencang, tanpa ada rintangan, tanpa terhalangi. Begitu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan sedekah, mengeluarkan sedekah, berinfak dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Pentingnya sedekah yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sedekah yang baik, di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan di dalam Al-Qur’an:

أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ

“Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik.” (QS. Al-Baqarah: 267)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada kita semuanya untuk berinfak dengan harta yang baik, dengan harta yang halal, yang demikian juga dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam sebuah haditsnya:

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala itu maha baik dan Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima kecuali yang baik.” (HR. Muslim)

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Demikian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita semuanya untuk bersedekah dengan harta yang halal, dengan harta yang baik, yang kita dapatkan dengan cara yang benar, maka itu akan mendapatkan pahala yang besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Terlebih lagi di bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan kebaikan, bulan dimana pahala dilipatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka salah satu jalan beribadah tersebut adalah dengan memperbanyak bersedekah.

Kita menyaksikan bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam begitu kuatnya bersedekah di bulan Ramadhan, kita dapatkan pula para Sahabat mereka bersedekah, mereka berinfak dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tatkala Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat:

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kalian tidak akan sampai kepada kebaikan sampai kalian berinfak dengan sesuatu yang kalian cintai.” (QS. Ali Imron: 92)

Maka kita dapatkan Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu beliau menginfakkan seluruh hartanya, kita dapati kembali Umar bin Khattab Radiallahu anhu beliau berinfak dengan setengah dari hartanya, kita dapatkan Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu beliau menyiapkan pasukan perang yang lengkap semuanya dari hartanya, dari infaknya, dari sedekahnya.

Saudara-saudara yang dimuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Ketika mendengar ayat tadi seorang sahabat memiliki harta yang banyak, dan tatkala mendengar ayat tersebut bahwa tidaklah sampai seseorang kepada kebaikan kecuali menginfakkan apa yang dia cintai, maka dia mendapatkan harta yang paling dia cintai adalah harta yang ada di depan masjid, harta kebun yang ada di depan masjid, dan kemudian menghadap kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Menginfakkan kebun tersebut. Subhanallah, bagaimana contoh dari para sahabat, mereka berinfak dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu ‘Anhu tatkala datang dengan membawa barang dagangan yang begitu banyak, sampai di jalan-jalan Madinah.

Semua terpenuhi dengan barang dagangan beliau, Radhiyallahu anhu, maka tatkala itu ditawar oleh para pedagang Madinah, maka Abdurrahman bin Auf mengatakan, ada yang lebih berani dari itu semuanya, dan terus demikian jawabannya. Ternyata beliau akhirnya mengatakan, bahwa harta ini semuanya di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demikianlah sedekah yang dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan juga para sahabatnya, yang mudah-mudahan kita semuanya bersemangat dan termotifasi dengan hal tersebut, sehingga kita lebih semangat tuk bersedekah, terlebih lagi di bulan yang sangat mulia, bulan yang dilipatkan pahala-pahala kita semuanya. Waallahu Ta’ala a’lam.***

 

Editor: Lutfi Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler