Gunung Karangetang di Pulau Siau Terus Gugurkan Lava, Warga Diminta Waspada

2 September 2023, 21:18 WIB
aktivitas vulkanik Gunung Karangetang /tabgkapan layar/

CilacapUpdate.com - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara mencatat sejumlah gempa dan aktivitas vulkanik Gunung Karangetang yang signifikan selama periode pengamatan pukul 00.00-06.00 Wita pada hari Sabtu.

Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia P. Tatipang, melaporkan bahwa dalam jangka waktu tersebut, terjadi 10 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 10 hingga 25 milimeter dan durasi berkisar antara 35 hingga 47 detik.

Selain gempa guguran, juga tercatat satu kali gempa embusan dengan amplitudo sekitar 15 milimeter dan durasi 11 detik.

Petugas Pos PGA juga berhasil merekam satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo mencapai 30 milimeter, sementara S-P (waktu antara gelombang primer dan sekunder) sekitar empat detik, dengan durasi mencapai 19 detik.

Baca Juga: Purwakarta Merancang Pusat Penjualan Gabah untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani

Selain itu, satu kali gempa tektonik jauh juga tercatat dengan amplitudo sekitar 30 milimeter, S-P sekitar 30 detik, dan durasi mencapai 90 detik.

Selama periode pengamatan tersebut, tremor menerus (microtremor) juga tercatat dengan amplitudo berkisar antara 0,5 hingga satu milimeter, dengan amplitudo dominan sekitar 0,5 milimeter.

Secara visual, Gunung Karangetang terlihat jelas, meskipun sesekali diselimuti oleh kabut tipis. Asap dari kawah gunung tampak berwarna putih dan memiliki intensitas sedang dengan ketinggian mencapai 50 meter di atas puncak kawah.

Yudia P. Tatipang menginformasikan bahwa terjadi guguran lava pijar dari Gunung Karangetang yang mengarah ke arah Kali Batuawang dan Kali Kahetang, dengan jarak sekitar 1.000-1.500 meter dari kawah gunung.

Selain itu, tercatat bahwa dua asap kawah memiliki warna putih dan tekanan sedang dengan ketinggian sekitar 25 meter. Meskipun demikian, sinar api dari kedua kawah tersebut hanya tampak samar-samar.

Baca Juga: Keajaiban Tersembunyi Danau Toba: Pemandangan Memukau, Aktivitas Seru, dan Keunikan Budaya

Dengan melihat berbagai tanda ini, tingkat aktivitas Gunung Karangetang saat ini berada pada level Siaga (level III). Oleh karena itu, Yudia P. Tatipang memberikan peringatan kepada warga agar tetap waspada terhadap potensi guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi kapan saja.

Hal ini dikarenakan penumpukan material lava sebelumnya membuat kondisi gunung belum stabil dan rentan terhadap runtuhan, terutama di sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.

Warga yang tinggal di sekitar Gunung Karangetang diharapkan untuk selalu mengikuti perkembangan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api dan otoritas terkait.

Tindakan pencegahan dan evakuasi diperlukan apabila situasi semakin memburuk atau ada peringatan lebih lanjut terkait dengan aktivitas vulkanik Gunung Karangetang.Pentingnya Kewaspadaan Terhadap Aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau

Gunung Karangetang, yang terletak di Pulau Siau, Sulawesi Utara, merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di Indonesia.

Baca Juga: Mencari Profil Calon Pengganti Bupati Penajam Paser Utara Pasca Masa Jabatan Hamdam Pongrewa Habis 2023

Keberadaannya telah menjadi perhatian konstan bagi para ahli vulkanologi dan masyarakat sekitarnya. Aktivitas gunung ini telah mengakibatkan guguran lava pijar, awan panas guguran, dan berbagai fenomena vulkanik lainnya yang memiliki potensi bahaya bagi penduduk lokal.

Tingkat aktivitas Gunung Karangetang yang saat ini berada pada level Siaga (level III) menunjukkan bahwa situasinya cukup serius.

Kondisi ini mengharuskan para warga yang tinggal di sekitar gunung untuk selalu waspada dan siap menghadapi kemungkinan ancaman yang dapat timbul akibat aktivitas vulkanik tersebut.

Gempa guguran dengan amplitudo bervariasi yang terjadi selama periode pengamatan adalah indikator bahwa magma di dalam gunung sedang aktif bergerak.

 Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan tekanan di dalam kawah gunung dan akhirnya mengakibatkan guguran lava pijar dan awan panas guguran yang dapat mencapai daerah sekitar.

Baca Juga: Surabaya Kaya Banget! 12 Uang Koin Kuno Di Kabupaten Surabaya Memiliki Harga Jaul Pantastis

Selain itu, gempa tektonik lokal dan jauh yang tercatat juga mengisyaratkan adanya potensi peningkatan aktivitas vulkanik. Gempa tektonik ini dapat terjadi akibat pergerakan lempeng bumi di sekitar gunung, yang dapat memengaruhi stabilitas Gunung Karangetang.

Oleh karena itu, pemantauan terus-menerus terhadap aktivitas seismik sangat penting untuk memahami perkembangan situasi vulkanik.

Pengamatan visual terhadap gunung, termasuk adanya asap kawah dan guguran lava, adalah tanda-tanda konkret bahwa Gunung Karangetang masih aktif.

Asap kawah yang berwarna putih dengan intensitas sedang mengindikasikan bahwa tekanan di dalam gunung cukup tinggi, sehingga warga sekitar harus memperhatikan peringatan dan informasi terbaru dari otoritas yang berwenang.

Selain itu, adanya sinar api yang samar-samar dari kedua kawah gunung juga menunjukkan adanya potensi erupsi lebih lanjut. Sinar api ini adalah tanda-tanda bahaya yang dapat mengakibatkan dampak serius jika tidak diantisipasi dengan baik.

Dengan demikian, kewaspadaan warga sekitar Gunung Karangetang merupakan hal yang sangat penting dalam menghadapi situasi vulkanik yang tidak dapat diprediksi dengan pasti.

Otoritas setempat dan tim ahli vulkanologi harus terus melakukan pemantauan dan memberikan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang perkembangan situasi dan tindakan yang harus diambil jika terjadi erupsi.

Selain itu, rencana evakuasi dan persiapan darurat juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat segera mengungsi jika diperlukan.

Kesadaran akan potensi bahaya dan persiapan yang matang dapat menjadi faktor penentu dalam menjaga keselamatan warga di daerah yang berdekatan dengan Gunung Karangetang.

Dalam situasi seperti ini, kolaborasi antara otoritas pemerintah, tim ahli vulkanologi, dan masyarakat lokal sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan bersama.

Dengan kewaspadaan dan tindakan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Karangetang di masa mendatang.***

Editor: Siyam

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler