Kenapa di usia Remaja Lebih Suka Main Games daripada Belajar, begini penjelasan Psikolog

- 5 Januari 2022, 10:27 WIB
Ilustrasi :Gejolak emosi yang kerap terjadi pada usia remaja merupakan hal wajar
Ilustrasi :Gejolak emosi yang kerap terjadi pada usia remaja merupakan hal wajar /Allkpop

Baca Juga: Miliki Banyak Manfaat Bagi Kesehatan, Aromaterapi bisa membantu Badan kembali segar

“Main game itu asik, itu emosi semua dapatnya. Perasaan senang dan pleasure semua ada di situ. Terus bandingkan dengan belajar, nah itu berat banget,” terang Vera.

Untuk melakukan transisi dari kecanduan bermain game hingga anak memiliki kesadaran untuk belajar, Vera menjelaskan, harus dimulai dari perubahan-perubahan dan target-target kecil yang dilakukan secara konsisten dengan didampingi oleh orang tua.

“Jadi yang kita (orang tua) tekankan pada anak adalah, ‘Yuk, kamu pasti bisa mengendalikan keinginan kamu untuk main game," kata dia.

"Sebenarnya dengan mengalahkan (keinginan) itu saja, dia sudah berjuang supaya prefrontal cortex-nya bisa berfungsi lebih optimal,” dia menegaskan.

Baca Juga: Kemanjuran Kayu Manis, Bermanfaat Mengendalikan Gula Darah hingga Kurangi Resiko Obesitas

Contoh lain yang disebutkan Vera adalah biasanya remaja juga mengalami kesulitan ketika mempertimbangkan dan memilih jurusan kuliah.

Ketika sisi emosi yang dikedepankan dalam pengambilan keputusan, maka tak heran apabila remaja jelang usia 20 tahun terkadang merasa salah mengambil jurusan.

“Ada anak yang memilih jurusan yang penting masuk negeri, atau kerjanya gampang, atau ada idolanya di situ, jadi emosi yang bermain. Atau keinginan orang tuanya yang masuk ke sana,” ujar dia.

Dalam kasus seperti itu, peran orang tua dan pendidik yang secara tidak langsung “menjadi penjaga” fungsi prefrontal cortex pada remaja cukup signifikan.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah