Teknologi Terdepan:
Salah satu aspek paling menarik dari Bandara Kualanamu adalah penggunaan teknologi mutakhir dalam operasionalnya.
Angkasa Pura 2 sebagai pengelola telah menerapkan teknologi Integrated Baggage Handling System (IBHSS) yang menghilangkan kebutuhan untuk memeriksa bagasi melalui sinar-X sebelum proses check-in.
Meskipun begitu, sistem ini menawarkan tingkat keamanan yang sangat tinggi, memberikan keseimbangan penting antara efisiensi dan keamanan.
Kontroversi Lahan:
Namun, di balik kecanggihan Bandara Kualanamu, ada cerita yang lebih kompleks dan kontroversial.
Lahan seluas 1.650 hektar yang digunakan untuk membangun bandara ini ternyata berasal dari konflik tanah yang panjang. Pembangunan ini memicu protes dari warga setempat yang menolak penggusuran.
Pada tahun 2006, 70 keluarga bahkan bersiap-siap dengan bambu runcing sebagai bentuk perlawanan.
Konflik ini muncul karena penduduk menolak tawaran ganti rugi dari pemerintah, yang dianggap tidak cukup untuk mengganti lahan dan tempat tinggal mereka.
Perjuangan dan Relokasi: