NFT, Ketika Sebuah Karya Mendapat Apresiasi

- 27 Desember 2021, 05:14 WIB
Foto Randy Bagus Hari Sasongko dijual di Pasar NFT Rarible, Harga yang ditawarkan hingga Ratusan Juta
Foto Randy Bagus Hari Sasongko dijual di Pasar NFT Rarible, Harga yang ditawarkan hingga Ratusan Juta /tangkapan layar/rarible

 
CilacapUpdate.com - Semua sepakat, kalau NFT (Non-fungible Token) merupakan aset kripto yang sedang naik daun saat ini. Bahkan demam NFT sudah mulai memasuki Indonesia.

Apa itu Sebenarnya NFT

Di dunia maya, apapun bisa diduplikasi, hal tersebut berbeda dengan dunia nyata. Misalnya gambar, lagu, karya seni, lelucon (meme), atau konten lain dalam bentuk apapun yang diunggah di internet.

Nah itu poinnya, melalui NFT, sebuah karya digital bisa dipastikan keasliannya meski duplikatnya banyak beredar di dunia maya.

Dirujuk dari sejumlah sumber, NFT bisa disebut sebagai sebuah teknologi kripto atau semacam sertifikat digital yang menyatakan pihak yang memiliki foto, video, atau bentuk virtual lainnya.

Aset-aset dengan NFT akan tercatat dalam blockchain atau semacam 'buku besar' digital yang mirip dengan jaringan (network) yang mendukung Ethereum, Bitcoin, dan mata aset kripto lainnya.

Ketika NFT sudah dienkripsi di blockchain pada suatu hal, maka hal tersebut tidak lagi bisa direplikasi atau diduplikasi.

Kami mencontohkan NFT sederhana adalah kicauan pertama CEO Twitter Jack Dorsey yang dijual dengan harga mencapai 2,5 juta dollar AS atau setara Rp 35 milar.

Suatu NFT atau bisa disebut kemudian sebagai karya digital yang dijual, bakal memiliki nomor kode dan metadata unik yang tidak bisa direplikasi dan tentunya berbeda dari aset NFT lainnya.

Kode unik tersebut juga bisa melacak penerbit token.

NFT bisa melacak pemilik awal, dan pemilik akhir untuk karya atau barang yang sifatnya bisa dikoleksi (collectible).

Setiap NFT akan berlaku sebagai item koleksi yang tidak dapat diduplikasi sehingga menjadikannya langka.

Artinya, NFT ibarat sebuah sertifikat keaslian untuk aset virtual. Dengan demikian, seseorang yang memiliki sebuah NFT akan memiliki sesuatu yang berharga di dunia digital, sama seperti mereka memiliki sebuah aset atau barang berharga di dunia nyata.

Berbagai karya yang dijadikan NFT sendiri, misalnya gambar atau video, biasanya bisa disimpan dan dilihat oleh banyak orang.

Namun, hanya ada satu orang yang memiliki versi aslinya yang dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang tersimpan di dalam blockchain.

Kapan NFT digunakan Pertama Kali?

Pertama kali pada sebuah game blockchain bernama CryptoKitties pada Oktober 2017 lalu.

Dalam game tersebut, pengguna bisa mengadopsi atau memelihara seekor kucing virtual.

Layaknya memiliki binatang peliharaan di dunia fisik, seekor kucing digital bakal memiliki identitas (token) unik untuk menunjukkan bahwa kucing tersebut dimiliki sepenuhnya oleh seorang pengguna.

NFT memiliki keunikan tersendiri dan dijual dengan harga yang berbeda, nilai sebuah aset NFT tidak bisa disamakan atau ditukarkan dengan aset NFT dan aset kripto lainnya.

Aset semacam ini biasa disebut non-fungible (tidak bisa ditukarkan), berbeda dengan aset lainnya, seperti mata uang dollar AS, Ethereum, atau Bitcoin yang bersifat fungible.

Kenapa disebut Non Fungible

Misalnya begini, apabila sebuah mobil A dihargai Rp 500 juta, maka harga mobil tersebut bakal setara dengan 34.700 dolar AS (1 dolar AS = Rp 14.300) atau 18,34 Ethereum (1 Ethereum = Rp 27 juta).

Sementara itu, nilai 1 aset NFT yang dibeli dengan harga Rp 500 juta tidak bisa disamakan dengan sebuah mobil dengan harga yang sama, uang senilai 34.700 dolar AS atau koin sebanyak 18,34 Ethereum tadi.

Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa NFT merupakan aset digital yang bisa dimiliki secara eksklusif oleh seseorang dengan nilai yang bervariasi tergantung orang yang menjualnya.

Hal inilah yang membuat sebuah aset NFT biasanya dilego atau berpindah kepemilikan melalui mekanisme lelang di berbagai platform online, seperti NiftyGateway, Valuables, Foundation, Christie’s, dan lain sebagainya.

Menjual aset NFT dengan cara dilelang belakangan tengah naik daun. Sebab, mekanisme lelang ini dinilai sebagai cara yang tepat untuk menjual karya digital dengan NFT.

Semakin maraknya dunia kreasi digital, saat ini juga muncul gebrakan fantastis yakni NFT Monkey termahal yang pernah ada, harganya mencapai $91.8 juta atau sekitar Rp1,36 triliun (kurs Rp14.831).

 

Apakah NFT disukai Seniman?

Ya, salah satunya adalah seniman digital Mike Winkelmann, atau yang biasa dikenal dengan 'Beeple', ini berhasil menjual kolase dari seluruh karyanya yang pernah dibuat senilai 69 juta dolar AS (sekitar Rp 993 miliar).

Lalu, ada twit pertama dari pendiri Twitter, Jack Dorsey yang kini masih dilelang di platform Valuables.

Penawaran terakhir berasal dari akun @sinaEstavi yang berani membeli twit tersebut dengan harga 2,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 35 miliar.

Selain Dorsey, istri Elon Musk sekaligus musisi Grimes juga diketahui telah menjual karyanya melalui NFT seharga 5,8 juta dollar AS (sekitar Rp 82,9 miliar).

Ada pula berbagai meme yang dijadikan aset NFT oleh para penciptanya. Salah satunya adalah meme “Nyan Cat” yang dijual dengan harga 300 Ethereum atau setara dengan 8,1 miliar.

Meme populer lainnya, yaitu “Bad Luck Brian” juga ikutan dijual dengan harga 20 koin Ethereum atau sekitar Rp 545 juta.

Harga NFT di internet berapa ya?

Sepertinya dalam NFT tidak ada harga baku. NFT dijual dengan harga yang bervariasi di internet.

Di antaranya karya lain dari Beeple (berupa video berdurasi 50 detik) yang dijual dengan harga 6,6 juta dolar AS atau setara dengan Rp 94,9 miliar.

Tak ketinggalan ada Logan Paul yang menjual salah satu videonya dengan harga 20.000 dolar AS atau sekitar Rp 287 juta.

Belum lama ini artis Indonesia, Syahrini ikut merilis token NFT dengan harga satuan sekitar setara dengan Rp 286 ribu.

Tidak ketinggalan, retail seligus wadah kurasi produk fesyen lokal The Goods Dept mencoba menutup akhir tahun 2021 dengan terjun lebih dalam ke dunia digital untuk menghadirkan The Goods Society.

The Goods Society merupakan koleksi NFT pertama The Goods Dept dengan jumlah 1100 karakter lucu serta unik yang merepresentasikan para pelanggan The Goods Dept.

Koleksi NFT di atas basis blockchain Ethereum, Itu Bagaimana Maksudnya

“Pemilik aset The Goods Society dapat merasakan keuntungan asetnya di dunia nyata sebagai tanda pengenal dan menerima berbagai keuntungan di jaringan retail The Goods Dept,” sebut sebuah rilis beberapa waktu lalu.

Beberapa keuntungan tersebut di antaranya mulai dari segelas kopi gratis setiap hari Senin hingga Rabu selama tahun 2022, diskon hingga 50 persen saat berbelanja di hari ulang tahun

Keuntungan hingga layanan premium seperti pengiriman gratis saat belanja online atau jalur bebas antrean saat masuk ke acara The Goods Dept.

Dikatakan, implementasi NFT ke dunia retail ini menjadi yang pertama di Indonesia dan disebut dapat merevolusi banyak hal.

Keunikan lain dari NFT tersebut adalah pemilik aset dapat mengganti atribut karakter, di mana setiap karakter yang dibeli pada perkembangannya dapat mengganti pakaian atau aksesoris lain yang mereka pakai.

Untuk bisa mencapai hal ini Tim The Goods Dept berkolaborasi dengan 2 pihak, yang pertama adalah Iman Waskito selaku ilustrator yang membuat 1100 karakter unik tersebut dan juga tim dari Gaspack.

Project NFT sebelumnya dan fokus pada pengembangan ekonomi digital di era WEB 3.0.

“Ketiga pihak ini memiliki harapan yang cukup besar untuk perkembangan sistem NFT hingga dapat membuka peluang inovasi digital yang lebih banyak lagi,” tulis rilis.

The Goods Society akan dirilis resmi untuk umum dengan jumlah sangat terbatas mulai selasa 28 Desember 2021 si situs resmi The Goods Dep dan semua fitur dapat dinikmati mulai tahun 2022 mendatang. ***

Editor: Siyam

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah