CilacapUpdate.com - Pembangunan jalan tol selalu menjadi topik hangat dalam pembicaraan masyarakat, terutama bagi mereka yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung.
Di tengah semangat untuk memajukan infrastruktur dan perekonomian, proyek Tol Jogja - Solo hadir sebagai gebrakan baru.
Tidak hanya akan memberikan kemudahan mobilitas antara dua kota penting ini, tetapi juga diharapkan mampu mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.
Proyek ini diperkirakan akan rampung pada tahun 2024, membuka peluang baru bagi daerah-daerah terdampak.
Sebagai langkah awal dalam mengulas proyek monumental ini, mari kita telaah daftar desa yang akan terdampak di sepanjang rute tol ini, khususnya di Klaten, Sleman, dan Boyolali.
Proyek Tol Jogja - Solo membentang sepanjang 96,57 kilometer, melewati wilayah dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam pembangunannya, dibagi menjadi tiga seksi utama, masing-masing dengan segmen yang berbeda.
Seksi pertama menghubungkan Kartosuro hingga Purwomartani, terbagi menjadi dua paket yaitu Solo - Klaten serta Klaten - Purwomartani.
Seksi kedua menghubungkan Purwomartani hingga Gamping, dengan dua paket yaitu Purwomartani - Monjali dan Monjali - Gamping.
Sementara, seksi terakhir menghubungkan Gamping hingga Purworejo, dengan dua paket lagi yaitu Gamping - Wates dan Wates - Purworejo. Rute yang panjang ini tentu melewati banyak desa dan pemukiman penduduk.
Dalam perencanaan dan pelaksanaannya, pemerintah dan tim proyek telah memastikan kompensasi bagi masyarakat yang terdampak, terutama dalam pembebasan lahan.
Beberapa desa yang telah dibebaskan lahannya, antara lain berada di Sleman, Klaten, dan Boyolali.
Meskipun ada beberapa dampak negatif seperti penggusuran dan perubahan tata ruang, proyek ini juga membawa dampak positif, seperti peningkatan aksesibilitas dan peluang ekonomi baru.
Proyek Tol Jogja - Solo bukan hanya sekadar jalan lintas, tetapi juga simbol pertumbuhan dan modernisasi.
Daftar desa terdampak yang tertera di berita ini adalah gambaran nyata bahwa pembangunan berskala besar tidak bisa menghindari adanya dampak pada masyarakat lokal.
Namun, dengan manajemen yang baik, dampak tersebut dapat diantisipasi dan diatasi, sambil tetap memanfaatkan peluang positif yang ditawarkan proyek ini.
Berikut Dampak Positif dan Desa Terkini yang Dilewati Pembangunan Tol Jogja - Solo: Daftar Desa di Klaten, Sleman, dan Boyolali:
Klaten
Kecamatan Delanggu
Desa Mendak
Desa Sidomulyo
Kecamatan Polanharjo
Desa Kanggan
Desa Sidorharjo
Desa Keprabon
Desa Polan
Desa Kahuman
Desa Kapungan
Desa Glagahwangi
Kecamatan Ceper
Desa Kuncen
Kecamatan Klaten Utara
Desa Barenglor
Desa Gergunung
Desa Jebugan
Kecamatan Karanganom
Desa Ngabeyan
Desa Brangkal
Desa Beku
Desa Tarubasan
Desa Jungkare
Desa Kadirejo
Kecamatan Ngawen
Desa Kwaren
Desa Majungan
Desa Pepe
Desa Tempursari
Desa Kahuman
Desa Ngawen
Desa Senden
Desa Gatak
Desa Duwet
Baca Juga: Mega Infrastruktur Tol Getaci: Menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah dalam Satu Jalur Panjang
Kecamatan Kebonarum
Desa Malangjiwan
Desa Karangduren
Desa Mendem
Kecamatan Karangnongko
Desa Karangnongko
Desa Demakijo
Desa Jagalan
Desa Gumul
Kecamatan Jogonalan
Desa Tambakan
Desa Tangkisan
Desa Prawatan
Desa Somopuro
Desa Joton
Desa Wonoboyo
Desa Granting
Desa Dompyongan
Kecamatan Manisrenggo
Desa Borangan,
Desa Barukan
Desa Nangsri
Desa Taskombang
Kecamatan Prambanan
Desa Joho
Desa Kebondalem Lor
DesaKokosan
Sleman
Kecamatan Prambanan : Desa Bokoharjo
Kecamatan Kalasan
Desa Tamanmartani
Desa Selomartani
Desa Tirtomartani
Desa Purwomartani
Kecamatan Depok
Desa Maguwoharjo
Desa Condongcatur
Desa Caturtunggal.
Kecamatan Ngaglik : Desa Sariharjo
Kecamatan Mlati
Desa Sinduadi
Desa Sendangadi
Desa Tlogoadi
Desa Tirtonadi.
Kecamatan Gamping
Desa Trihanggo
Desa Banyuraden
Boyolali
Kecamatan Banyudono
Desa Banyudono
Desa Kuwiran
Desa Jembungan
Kecamatan Sawit
Desa Jembungan
Desa Guwokajen
Desa Jatirejo
Desa Kateguhan
Kecamatan Ngemplak
Desa Ngesrep
Desa Donohudan
Kemudahan Akses dan Dampak Positif: Pintu Keluar Tol Jogja - Solo untuk Mobilitas Efisien
Dalam proyek ambisius untuk memajukan infrastruktur wilayah, pembangunan Tol Jogja - Solo telah menjadi sorotan utama.
Dengan tujuan utama untuk meningkatkan konektivitas antara dua kota penting ini, proyek ini juga membawa dampak ekonomi yang signifikan.
Namun, selain menghubungkan Yogyakarta dan Solo, proyek ini juga membawa kabar gembira dalam bentuk pintu keluar tol yang akan dibangun di beberapa lokasi strategis. Inilah wujud konkret dari kemudahan akses dan mobilitas efisien.
Pintu keluar tol yang direncanakan akan dibangun di Kecamatan Gamping, Sentolo, Wates, dan area sekitar Bandara Internasional Yogyakarta (YIA).
Dengan keberadaan empat pintu keluar tol ini, perkiraan waktu perjalanan dari dan menuju YIA dapat dipangkas secara signifikan, menjadi hanya 15-20 menit.
Ini bukan hanya sekadar dampak positif bagi wisatawan dan pelaku bisnis yang menggunakan Bandara YIA, tetapi juga bagi masyarakat umum yang akan merasakan manfaat dari peningkatan infrastruktur ini.
Pintu keluar tol bukan hanya sekadar fasilitas konstruksi, tetapi juga solusi untuk mengurai kemacetan dan mempersingkat waktu perjalanan.
Mobilitas yang lebih efisien akan membawa efek domino positif, seperti peningkatan potensi ekonomi di daerah-daerah yang dilalui oleh pintu keluar tol ini.
Penduduk lokal dapat memanfaatkan peluang baru dalam sektor perdagangan dan jasa, mengingat aksesibilitas yang lebih baik akan menarik minat lebih banyak orang untuk mengunjungi dan berinvestasi di wilayah tersebut.
Namun, tak bisa diabaikan pula dampak sosial dan lingkungan dari proyek ini. Dalam mengambil manfaat dari pintu keluar tol ini, perlu adanya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan serta hak-hak masyarakat yang terdampak.
Melalui pengelolaan yang bijak dan partisipasi aktif dari berbagai pihak terkait, proyek ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi wilayah sekitar.***