Berkah Kyai! Priyo Anggoro, Santri Al-Ihya Kesugihan Cilacap Sukses Jabat Komisaris BUMN di Usia Muda

28 Februari 2023, 22:24 WIB
Direktur Utama PT. Len Railway Systems Agung Darmawan bersama Komisaris PT. Len Railway Systems Priyo Anggoro, Selasa 28 Februari 2023. /Dok Priyo Anggoro

CilacapUpdate.com - Salah satu ungkapan Bung Karno yang memotivasi para pemuda Indonesia adalah "Bermimpilah setinggi langit, jika engkau jatuh engkau akan jatuh diantara bintang-bintang".

Ungkapan tersebut benar-benar dipraktikan oleh Priyo Anggoro, alumni Ponpes Al Ihya Ulumaddin, Kesugihan, Cilacap yang belum lama ini resmi diamanahi sebagai Komisaris salah satu BUMN, yakni PT. Len Railway Systems, perusahaan negara yang berada dalam holding BUMN industri pertahanan Indonesia Defend Id atau Len Industri.

Bertempat di Gedung Utama PT. Len Railway Systems yang bergerak di bidang sistem persinyalan dan teknologi Kereta Api, Selasa, 28 Februari 2023 Priyo Anggoro resmi dikenalkan dan dikukuhkan dalam rapat gabungan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT. Len Railway Systems sebagai Komisaris Perusahaan yang baru.

Dalam sambutannya, Direktur Utama PT. Len Railway Systems Agung Darmawan, menyampaikan harapannya pada Komisaris baru.

"Harapan kita setelah diangkatnya saudara Priyo Anggoro sebagai komisaris yang baru dapat meningkatkan produktifitas perusahaan di masa mendatang," kata Agung.

Baca Juga: Ratusan Mahasiswa Terjerat Utang Pinjol, IPB Buka Posko Pengaduan dan Meningkatkan Literasi Keuangan

Komisaris Utama PT. Len Railway Systems, Wahyu Sofiadi dan Laksamana Muda (Purn) Agung Pramono juga menyambut positif kehadiran komisaris baru dalam usia yang masih relatif muda dan juga masuk jajaran komisaris BUMN milenial.

"Semoga kehadiran mas Priyo Anggoro bisa membawa perubahan positif bagi perusahaan ke depannya. Energi muda ini dapat membuat perusahaan lebih energik dan membawa semangat baru," Wahyu.

Keberhasilan Priyo Anggoro sebagai santri dan salah satu pemuda generasi milenial yang mengemban amanah dari Kementerian BUMN ini bukan tanpa perjuangan dan pengorbanan.

Perjalanan panjang dijalani oleh Priyo Anggoro yang tahun ini baru menginjak umur 38. Selama 13 tahun menjalani hidup di Ponpes Al Ihya Ulumaddin, Kesugihan, Cilacap, Prio sempat diasuh langsung oleh KH. Ahmad Mustolih Badawi, KH. Chasbulloh Badawi dan KH. Syuhud Muhson.

Di sana dia digembleng untuk bersikap disiplin, memiliki anggah ungguh atau sikap yang baik, memiliki empati yang tinggi dan mampu membaca setiap peluang yang ada.

Menurut Priyo, peran kyai dan pendidik yang ada di dalam pesantren sangat mempengaruhi kemandirian dan kehidupan santri saat berada di Pesantren.

"Pada intinya Pesantren bukan hanya mengajarkan ilmu Agama, tapi lebih dari itu, lebih banyak menginstall nilai-nilai dan prinsip hidup santrinya, di situlah timbul adanya keberkahan," ujar pria kelahiran Jakarta ini.

Baca Juga: Gelar Aksi Solidaritas Bagi Rakyat Sumbawa Barat, Mahasiswa Jateng Desak PT AMNT Ditutup

Tidak hanya karena berkah Pesantren dan guru-guru dalam Pesantren, Priyo Anggoro sudah akrab dengan organisasi sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah, MTs MINAT Kesugihan (setara SMP).

Mulai menjadi Ketua OSIS Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah MINAT, serta peran aktifnya menjadi pengurus di Ponpes Al Ihya Ulumaddin departemen Pendidikan.

Tidak berhenti sampai jenjang sekolah dan ke-pesantrenan, ketika Priyo duduk di bangku kuliah, dia juga aktif sebagai Ketua Senat Mahasiswa, Ketua BEM Fakultas dan sebagai Sekretaris Umum Pengurus Cabang PMII kabupaten Cilacap.

Hingga saat ini, Prio juga masih tercatat sebagai pengurus di salah satu lembaga PCNU Cilacap, Organisasi aktifis 98, Pena 98 dan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera), di mana Prio menjabat sebagai ketua DPD Pospera Jawa Tengah.

Bukan hanya itu, Priyo juga masih aktif sebagai Dosen tetap di Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap.

Perjalanan hidup Priyo tentu tidak indah seperti yang dilihat sekarang. Penuh lika liku dan ujian. Soal ini Prio memiliki prinsip tersendiri.

"Saat saya diberi ujian hidup seberat apapun, saya akan sowan ke para Kyai dan kedua orang tua saya. Karena saya ini santri, dan sampai kapanpun akan menjadi santri yang bergantung pada keridhoan Kyai dan mencari restu kedua orang tua, di situlah keberkahan ilmu dan kehidupan akan kita dapatkan," kata Priyo.

"Kedua orang tua saya juga hebat, meskipun ayah saya berprofesi sebagai sopir taksi selama puluhan tahun di Jakarta dan ibu saya sebagai penjahit, tekadnya dan perjuangannya untuk pendidikan anak-anaknya tidak diragukan lagi. Sangat ingin anaknya berada di Pondok Pesantren. Meskipun situasi dan kondisi saat itu terjadi krisis moneter di Indonesia," Prio menambahkan.

Baca Juga: Profil dan Biodata Erick Thohir, Ketua Umum PSSI Terpilih Periode 2023-2027: Hobby Basket yang Penggemar Bola

Ada satu pepatah yang dia pegang hingga saat ini. Pepatah ini yang membuatnya untuk cepat bangkit ketika jatuh.

"Sepandai pandainya tupai melompat, ia pasti akan jatuh juga, tapi namanya tupai ia akan melompat lagi kan," ujar Priyo sambil tersenyum.

"Begitulah hidup, kita harus memahami jati diri kita sendiri. Kita harus mencoba segala peluang yang ada. Jangan pernah takut dan jangan mau dianggap tak mampu oleh orang lain. Karena hanya kita yang mampu mengontrol arah dan jalan yang akan kita tempuh dengan mindset yang positif. Kalau kita jatuh segera bangkit, itu baru mental petarung," tutup Priyo.***

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler