Network
CilacapUpdate.com – sudah menjadi rutinan bagi wanita setiap bulan yaitu mengalami suatu proses yang disebut dengan Menstruasi.
Ketika menstruasi datang, pada umumnya wanita akan membutuhkan pembalut sebagai solusi dari tamu rutinan tersebut.
Ternyata, selain pembalut ada jenis sanitasi lain yang dapat menjadi solusi saat menstruasi yang dikenal dengan istilah “tampon”.
Memang tidak sefamiliar pembalut, penggunaan tampon memang dikenal jarang digunakan oleh beberapa wanita dikarenakan berbagai macam hal.
Namun penggunaan tampon ternyata selain peduli terhadap lingkungan juga dapat mengurangi limbah dari sampah pembalut.
Pengertian Tampon
Tampon merupakan alat sanitasi yang digunakan oleh sebagian wanita saat menstruasi yaitu sebagai alat untuk menyerap darah menstruasi yang memiliki bentuk silinder dan terbuat dari katun ataupun kapas.
Penggunaan tampon juga sangat cocok bagi perempuan yang sering melakukan aktifivitas dengan pergerakan yang banyak saat menstruasi.
Namun berbeda dengan pembalut, pengunaan tampon di Indonesia masih jarang digunakan dikarenakan masih banyak yang percaya akan mitos-mitos dalam penggunaannya.
Tampon di aplikasikan dengan memasukkan nya kedalam Mrs V wanita, dan terdapat plastik yang digunakan untuk memasangnya.
Penggunaan tampon juga sangat simpel dan tidak akan menganggu aktivitasmu walaupun masih terpasang di dalam. Seperti halnya ketika ingin buang air kecil.
Selain itu, tampon juga dapat menyerap berbagai darah selain darah yang dikeluarkan dari menstruasi.
Mitos-Mitos yang Beredar Tentang Tampon
Segala sesuatu yang penggunaannya dalam skala minoritas, biasanya menimbulkan beberapa mitos-mitos yang dapat membuat takut ketika ingin menggunakannya.
Begitu juga dalam penggunaan tampon saat menstruasi, banyak sekali mitos yang beredar sehingga menimbulkan kesalah pahaman dalam menggunakanya.
Dirangkum CilacapUpdate dari berbagai sumber, berikut beberapa mitos yang beredar tentang penggunaan tampon saat menstruasi:
Menghilangkan Keperawanan
Jika konsep hilangnya keperawanan adalah tentang kegiatan penetrasi saat melakukan hubungan intim, maka penggunaan tampon tidak bisa di klaim menghilangkan keperawanan.
Hal ini dikarenakan ketika memasang tampon sebagai alat sanitasi tidak bisa disamakan dengan kegiatan penetrasi.
Baca Juga: 7 Studio Foto di Purwokerto Banyumas yang Keren dan Murah 100 Persen Kamu Suka!
Jika kehilangan selaput dara merupakan tanda kehilangan keperawanan, maka hal itu tidak dibenarkan karena banyak juga dari wanita yang lahir tanpa selaput dara.
Memang penggunaan tampon dapat merusak bagian itu, akan tetapi dalam kegiatan sanitasi ini tidak bisa di sama ratakan dengan konsep hilangnya keperawanan.
Bisa Hilang dari Dalam Tubuh
Banyak yang bersepekulasi seperti ini, namun kenyataan nya pemasangan tampon hanya berujung pada serviks wanita.
Tampon yang kemungkinan menyangkut pun, tidak akan masuk lebih dalam ke tubuh wanita.
Memang pernah ada kejadian, tali yang terhubung dengan kapas dari tampon terlepas dan akhirnya kapas menyangkut didalam.
Namun hal ini, bisa diatasi dengan memasukkan jari kedalam dengan posisi jongkok atau meminta bantuan pasangan untuk menyelasaikan masalah tersebut.
Faktanya belum ada kejadian suatu benda yang bisa hilang di dalam Miss V wanita.
Tak bisa dipakai semalaman.
Menggunakan alat sanitasi ini memang seharusnya tidak boleh melebihi dari delapan jam sampai berlarut-larut.
Tapi jika lupa dikarenakan suatu hal seperti kelelahan setelah bekerja lalu tertidur sebelum menggantinya, bisa dilakukan ketika bangun atau ketika dalam keadaan ingat.
Dapat mengakibatkan Toxic Shock Syndrom
Sindrom TS (Toxic Shock) merupakan sejenis komplikasi yang terjadi dikarenakan penggunaan tampon terlalu lama.
Hal ini juga dikarenakan bakteri yang berada di dalam organ intim wanita.
Namun bakteri tersebut tak akan menimbulkan infeksi kecuali memang terdapat pendarahan atau luka kecil saat pemakaian tampon, yang mengakibatkan bakteri berkembang biak dan menimbulkan gejala Sindrom TS.
Hal ini sangat jarang terjadi selama pemakaian tampon masih dilakukan secara benar, teratur dan rutin menggantinya.
Demikianlah beberapa penjelasan tentang tampon dan mitos-mitos yang beredar di dalamnya.***
