Teks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Faedah Iman Kepada Takdir

- 7 April 2022, 04:43 WIB
Teks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Faedah Iman Kepada Takdir
Teks Kultum Atau Ceramah Singkat Bulan Ramadhan 2022, Faedah Iman Kepada Takdir /pexels/cottonbro

Sebagian orang ketika kurang makanan, dia cerita kepada orang. Dia tidak sabar. Ketika sakit, dia ceritakan semuanya kepada orang. Tidak hanya itu, bahkan dia meminta-minta pada manusia. (Hal ini) tidak boleh, hukumnya haram.

Antum ingat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pertama kali mengambil perjanjian dengan para sahabat yang masuk Islam. Di samping mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak boleh berbuat syirik, tidak berbuat maksiat, lalu apa? Jangan meminta-minta kepada manusia. Itu harus kita ingat. Jadi mengharap hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalau ada cobaan/ ujian, maka bersabar. Yang susah bukan kita saja, tapi jutaan orang lain juga susah. Kadang-kadang diangkat di media ketika seorang dai/ ustadz sedang kesusahan dan mengatakan bahwa harus dibantu. Padahal banyak yang lebih susah dari dai tersebut. Banyak orang bahkan jutaan yang susah, mengapa hanya dia yang berkeluh kesah?

Itu jutaan orang yang di kampung-kampung hidup lebih susah dari dia, tidak mengeluh. Mereka mencari nafkah dengan apa adanya, tidak mengharap dari manusia, malah si da’i minta-minta. Di WhatsApp lagi buka donasi ketika anaknya sakit di rumah sakit. Tidak boleh dalam Islam, hukumnya haram. Sabarlah dengan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan.

Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala akan uji kita dengan orang yang paling kita cintai. Bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin melihat kita, kita sabar atau tidak dengan ujian ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin lihat agar dia terus meminta kepada-Nya, berdoa kepada-Nya, mengharap pada-Nya, dan yang lainnya. Maka kita harus sabar dalam ketaatan. sabar menjauhi maksiat, dan sabar dalam menghadapi takdir yang pahit.

Ridha
Orang mukmin yang mengimani qada dan qadar itu dia akan ridha terhadap apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan. Dan ridha ini pembahasan yang panjang. Kita mengucapkan:

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا

“Aku ridha Allah sebagai Rabb-ku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai nabiku.” (HR. Ahmad)

Kalau ridha kepada Allah, maka ridha kepada semua takdir/ keputusan Allah. Ridha ketika kita mentauhidkan rububiyah dan uluhiyahnya Allah, serta asma wa sifat. Kita ridha dengan semua yang Allah Subhanahu wa Ta’ala takdirkan/ tetapkan, dan ridha dengan agama Islam ini. Semua syariat agama Islam, kita wajib untuk melaksanakannya. Artinya semua syariat di agama Islam ini mudah, tidak sulit.

Kita ridha kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dengan kita ittiba’, mencintai beliau ini wajib. Makanya orang yang merasakan manisnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah. Dalam hadits yang shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Halaman:

Editor: Lutfi Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah