Pelabuhan Tanjung Priok: Sejarah Gemilang dan Tragedi Kelam di Tengah Kemegahan Abad ke-18

18 November 2023, 22:30 WIB
Pelabuhan Tanjung Priok: Sejarah Gemilang dan Tragedi Kelam di Tengah Kemegahan Abad ke-18 /tangkapan layar/

 

CilacapUpdate.com - Pelabuhan Tanjung Priok, yang dirintis pada abad ke-18 oleh pemerintah Hindia Belanda, menghadirkan sejarah yang kaya dan tragis di Indonesia.

Berperan sebagai salah satu pelabuhan terbesar di Asia Tenggara, tempat ini tidak hanya menjadi titik vital bagi ekonomi, tetapi juga mencatat tragedi yang mengguncang batin pada suatu masa yang kelam.

Awalnya, pelabuhan ini dibangun untuk menggantikan Sunda Kelapa, sebagai upaya Hindia Belanda untuk memajukan Batavia, kini dikenal sebagai Jakarta.

Baca Juga: Desa Wisata Barangka: Surga Tersembunyi di Tengah Sulawesi Tenggara!

Dinamakan Tanjung Priok, sebuah penggalan kata yang menggabungkan makna tanjung, sebuah daratan yang menjorok ke laut, dengan priok, merujuk pada panci masak dari tanah liat.

Ada pula cerita lain yang menautkan asal-usul namanya pada pohon tanjung yang tumbuh di dekat makam Mbah Priok, seorang tokoh spiritual.

Legenda juga menyebutkan bahwa pelabuhan ini memiliki jejak sejarah yang jauh lebih tua, terkait dengan masa penyebaran agama Hindu di Indonesia. Dalam era prasejarah, pelabuhan ini disebut dengan nama yang elegan, Si Denok Bandarwati, menambah keunikan sejarahnya.

Namun, di balik gemerlapnya sejarah, ada bayang-bayang tragedi yang melingkupi Pelabuhan Tanjung Priok. Peristiwa mengerikan yang dikenal sebagai Peristiwa Tanjung Priok, yang terjadi pada 12 September 1984, masih menjadi luka yang tak kunjung sembuh dalam sejarah modern Indonesia.

Baca Juga: Desa Wisata Pongkar di Kepulauan Riau: Surganya Destinasi Wisata Alam yang Memikat

Pada masa Orde Baru, tragedi ini mencatat pelanggaran hak asasi manusia yang mengerikan. Sekurang-kurangnya, 9 orang tewas dalam kebakaran mengerikan, sementara 24 lainnya tewas akibat tindakan aparat yang kontroversial.

Pelabuhan Tanjung Priok bukanlah sekadar simbol kemegahan sejarah dan perkembangan ekonomi. Ia juga menjadi saksi bisu atas pertumpahan darah yang menggores masa lalu yang kelam.

Meski begitu, kompleksitas sejarahnya menjadi cermin dari berbagai fase dalam perjalanan panjang Indonesia sebagai bangsa yang terus bertransformasi.***

 
 

Editor: Siyam

Sumber: beragam sumber

Tags

Terkini

Terpopuler