CilacapUpdate.com - Ketika sebagian besar orang mendengar kata "piramida," pikiran mereka biasanya langsung tertuju pada Mesir, dengan citra firaun-firaun besar dan piramida megah yang mereka bangun selama masa hidup mereka, dan terkadang, setelah kematian mereka.
Struktur-struktur besar ini mencerminkan keagungan para firaun, kekuatan mereka dalam menggerakkan sumber daya, dan keahlian insinyur mereka dalam membangun monumen-monumen yang luar biasa.
Mungkin juga terlintas dalam benak banyak orang adegan-adegan menegangkan dari film "The Mummy" arahan Stephen Sommers yang dirilis pada tahun 1999. Film ini memperlihatkan keindahan piramida Mesir dan misteri-misteri yang tersembunyi di dalamnya.
Baca Juga: Sejarah Asal-usul Cimanggu, Kecamatan di Cilacap yang Viral Sepekan Terakhir
Piramida Mesir telah menjadi salah satu landmark paling ikonik di dunia, menarik pengunjung dari seluruh penjuru dunia untuk melihat Sphinx dan piramida-piramida tersebut.
Keunikan dan kreativitas dalam pembangunan piramida-piramida ini selalu menarik perhatian para pengunjung.
Namun, ketika kita berbicara tentang piramida, kita sering kali melupakan piramida-piramida dari kerajaan Kush yang masih bertahan hingga hari ini.
Dikutip dari berbagai sumber, Piramida-piramida ini berdiri di sepanjang sungai Nil, yang kini berada di wilayah Sudan, tetapi dulunya merupakan bagian dari kerajaan yang besar, Kerajaan Kush.
Kerajaan Kush adalah salah satu kekuatan besar di Afrika dan Timur Tengah, memerintah sebagian besar wilayah itu selama berabad-abad, bahkan pernah menaklukkan Mesir.
Terletak di lembah Sungai Nil yang dikenal sebagai Nubia, wilayah ini menjadi pusat peradaban awal, dengan berbagai interaksi antara beragam masyarakat dalam perdagangan dan industri.
Piramida-piramida yang terdapat di Kerajaan Kush dibangun dalam rentang waktu yang berbeda-beda, mencakup berabad-abad. Tujuan utama dari pembangunan piramida ini adalah sebagai tempat pemakaman raja dan ratu.
Dua situs piramida utama di Kerajaan Kush adalah Napata dan Meroë, yang masing-masing merupakan ibu kota pada masa yang berbeda.
Dengan demikian, kita dapat berasumsi bahwa piramida-piramida ini dibangun selama berabad-abad.
Meroë, khususnya, menjadi pusat kekuasaan untuk lebih dari empat puluh raja dan ratu, menjadikannya situs terbesar untuk pembangunan piramida.
Piramida-piramida ini berbeda dalam gaya konstruksinya jika dibandingkan dengan piramida Mesir. Piramida Meroë dibangun dengan gaya arsitektur yang langka.
Dalam penampilan dan desainnya, piramida Nubia di Meroë tidak memiliki kemiripan dengan piramida Mesir.
Desain piramida Nubia secara substansial menyerupai piramida kapel yang ditemukan di Deir el-Medina dekat Luxor, Mesir.
Batu-batu besar yang digunakan dalam pembangunan piramida-piramida ini diangkut dengan bantuan perangkat khusus.
Menurut beberapa ahli, langkah-langkah ukiran tertentu dapat ditemukan pada batu-batu piramida Nubia.
Meskipun piramida-piramida Nubia memiliki jenis simetri yang berbeda, tidak diragukan lagi bahwa piramida-piramida ini dibangun untuk memuliakan mayat raja dan ratu Kerajaan Kush.
Selama penggalian, banyak makam yang terhubung dengan piramida ini ditemukan berisi berbagai barang berharga, seperti emas dan perak.
Sayangnya, beberapa piramida mengalami kerusakan karena penjarah yang mencari harta karun.
Kerajaan Kush yang besar ini, yang terletak di sepanjang Sungai Nil, mencapai puncak kemuliaan dan kejayaannya.
Oleh karena itu, piramida Nubia yang dibangun selama masa Kerajaan Kush menjadi bagian penting dari sejarah Afrika yang memukau dunia.
Pentingnya situs ini telah diakui oleh UNESCO, yang menjadikannya sebagai salah satu warisan dunia.
Melalui eksplorasi yang didanai oleh National Geographic dari tahun 2015 hingga 2019, kita dapat memahami lebih dalam struktur piramida ini dengan bantuan teknologi modern yang mutakhir.***