Asal-Usul Kabupaten Pringsewu: Dari Margakaya ke Perkembangan Pesat 42 KM dari Bandar Lampung

19 Agustus 2023, 13:25 WIB
Asal-Usul Kabupaten Pringsewu: Dari Margakaya ke Perkembangan Pesat 42 KM dari Bandar Lampung/Dok.Instagram.com @pringsewuupdate /

CilacapUpdate.com - Wilayah Kabupaten Pringsewu, terletak sekitar 42 kilometer dari ibu kota Provinsi Lampung, Bandar Lampung, secara administratif masuk dalam naungan Provinsi Lampung.

Kabupaten yang menghampar ini terdiri dari sembilan kecamatan yang membentang dengan pesona yang tak terhingga: Pradasuka, Ambarawa, Pagelaran, Pagelaran Utara, Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo, Banyumas, dan Adiluwih.

Namun, perjalanan panjang dari satu desa ke destinasi kabupaten yang mencakup begitu banyak kecamatan ini mengandung kisah yang tak kalah menarik.

Baca Juga: Ada 7 Universitas Unggulan Provinsi LAMPUNG Terbitan BANT-PT, Ada Akademi Kebidanan Alifa Pringsewu?

Mengapa Pringsewu dulunya hanya berasal dari satu pekon? Mari simak jejak perjalanan dari masa lalu hingga kini.

Dalam data yang terhimpun melalui Pringsewu Dalam Angka 2023, wilayah kabupaten ini mengukir luas sebesar 625 kilometer persegi.

Luas ini terhampar dengan begitu banyak ragam, salah satunya adalah Desa Fajar Baru yang terletak di Kecamatan Pagelaran Utara.

Desa ini membentang seluas 66 kilometer persegi, menambahkan keanekaragaman panorama alam di Pringsewu.

Tak hanya melulu tentang tanah dan geografi, namun juga tentang manusia. Penduduk Pringsewu kini mencapai lebih dari 400 ribu jiwa, membentuk komunitas yang beragam dan padu.

Tetapi, tahukah Anda bahwa di balik gemerlapnya Pringsewu sekarang, terdapat akar sejarah yang berawal dari sebuah pekon bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi?

Baca Juga: PRINGSEWU CAIR JUTAAN! 13 Uang Koin Kuno Paling Dicari Kolektor di Kabupaten Pringsewu, Begini Cara Jualnya!

Seperti yang terungkap dalam karya ilmiah Suprayogi berjudul "Toponimi Desa-desa di Kabupaten Pringsewu", perjalanan ini dimulai dari sebuah titik yang penuh makna.

Tepatnya pada tahun 1925, hutan-hutan di sekitar wilayah ini mulai ditebang oleh penduduk Jawa, mengubah lanskap dan memulai babak baru perjalanan Pringsewu.

Peristiwa bersejarah juga terukir pada tahun 1903, ketika penduduk dari pulau Jawa datang ke wilayah ini dalam rangka program kolonisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Di bawah pimpinan H.G Heyting, program ini menjadi bagian dari politik balas budi yang dikenal sebagai "ethische politiek".

Kabupaten Pringsewu bukanlah satu-satunya destinasi. Pada tahun 1905, kolonisasi pertama kali dilakukan di Gedong Tataan di Provinsi Lampung.

Kini, Gedong Tataan berada di wilayah Kabupaten Pesawaran, tetangga sebelah timur Kabupaten Pringsewu.

Baca Juga: 12 Uang Koin Kuno di Kabupaten Pringsewu yang Bikin Kaget! Nilainya Jutaan Rupiah, Apakah Kamu Memilikinya?

Program ini tak berhenti, dan hutan-hutan terus dibuka untuk memberikan tempat bagi permukiman baru.

Selepas kemerdekaan Indonesia, program kolonisasi berubah wujud menjadi transmigrasi. Manajemen transmigrasi dikuasai oleh Pemerintah Indonesia.

Dengan perubahan ini, banyak masyarakat dari pulau Jawa yang berkenalan dengan Lampung sebagai tempat "peruntungan", baik dalam mengikuti program transmigrasi pemerintah maupun dengan kesadaran sukarela.

Perjalanan dari kolonisasi hingga transmigrasi telah membentuk wajah baru wilayah yang kini kita kenal sebagai Pringsewu.

Nama "Pringsewu" sendiri mengandung arti mendalam, menghubungkan kata "pring" yang berarti bambu dengan "sewu" yang berarti seribu dalam bahasa Jawa.

Inilah poin awal dari transformasi yang luar biasa. Dari hanya satu pekon atau desa, Kabupaten Pringsewu tumbuh menjadi entitas yang luas dan beragam.

Saat ini, terdapat 126 pekon (desa) dan 5 kelurahan di wilayah ini. Menariknya, Kecamatan Gadingrejo memimpin dengan jumlah desa terbanyak di Pringsewu, sementara Kecamatan Ambarawa memiliki jumlah desa yang lebih sedikit.

Kisah perjalanan dari Margakaya ke Pringsewu adalah sebuah cerita tentang perubahan, ketekunan, dan pertumbuhan.

Baca Juga: Coret Kerugian! 25 Ide Usaha di Kabupaten Pringsewu yang Untungnya Bikin Saingan Iri, Mau?

Kabupaten ini telah menjalani perjalanan panjang dari pekon yang merangkak hingga menjadi wilayah yang berdiri tegak.

Begitu banyak hal telah terjadi selama perjalanan ini, dan masing-masing cerita pantas dihargai.

Kabupaten Pringsewu kini tak hanya menjadi destinasi geografis, tetapi juga cermin perjalanan manusia dalam mengubah takdir dan merangkai sejarah.***

Editor: Siyam

Tags

Terkini

Terpopuler