Nama Tjilik Riwut yang diabadikan dalam bandara ini mengingatkan kita pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan.
Ini juga merupakan penghargaan kepada seorang pahlawan yang berasal dari suku asli Indonesia, Suku Dayak Ngaju. Hal ini mempromosikan inklusivitas dan pluralisme, memperkuat keragaman budaya Indonesia.
Bandara Tjilik Riwut bukan hanya sebuah tempat pendaratan pesawat, tetapi juga sebuah monumen sejarah, pusat konektivitas, dan pintu gerbang menuju Kalimantan Tengah yang semakin maju.
Dengan sejarahnya yang panjang dan pengembangannya yang terus berlanjut, bandara ini adalah aset berharga bagi wilayah dan negara secara keseluruhan.
Dengan upaya untuk menjadi bandara internasional, Bandara Tjilik Riwut siap untuk mengangkat Kalimantan Tengah ke tingkat yang lebih tinggi dalam hal pariwisata, ekonomi, dan konektivitas global.***