Tjilik Riwut adalah seorang putra Dayak dari Suku Dayak Ngaju yang berjuang keras selama masa kemerdekaan Indonesia. Penggantian nama ini adalah penghormatan yang pantas untuk seorang tokoh bersejarah seperti Tjilik Riwut.
Selama beberapa dekade berikutnya, Bandara Tjilik Riwut mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun 2019, bandara ini mendapatkan terminal baru yang resmi dioperasikan dan diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Pengembangan ini menghabiskan dana sebesar Rp700 miliar yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dana tersebut digunakan untuk memperluas terminal dan memperpanjang landasan pacu hingga mencapai 3.000 meter x 45 meter. Terminal baru ini memiliki luas mencapai 29.124 meter persegi, menunjukkan komitmen untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang.
Perubahan besar ini juga sejalan dengan upaya untuk mengusulkan Bandara Tjilik Riwut sebagai bandara internasional di masa depan.
Hal ini akan membuka peluang bagi wilayah Kalimantan Tengah untuk menjadi pintu gerbang utama bagi wisatawan internasional yang ingin menjelajahi keindahan alam dan budaya unik di Kalimantan Tengah.
Bandara ini dapat menjadi magnet bagi investor dan pelaku bisnis, memajukan ekonomi wilayah tersebut.
Selain sebagai bandara yang memfasilitasi perjalanan udara, Bandara Tjilik Riwut juga memiliki nilai simbolis yang dalam.