Sementara itu, elektabilitas Ganjar cenderung fluktuatif, dengan angka pada bulan Januari sebesar 43,1%, kemudian turun menjadi 38,1% pada bulan Mei.
Bulan Juni sempat mengalami kenaikan menjadi 43,2%, namun kembali menurun menjadi 41,6% pada bulan Juli.
“Dari tracking survei tahun 2023 bulan Januari, Mei, Juni, Juli bisa terlihat tren elektabilitas capres Prabowo menanjak. Sedangkan elektabilitas Ganjar turun-naik,” katanya.
Perubahan signifikan terjadi dalam selisih elektabilitas head to head antara Prabowo dan Ganjar. Pada awal tahun, pada bulan Januari 2023, Ganjar unggul 4,6%.
Namun, pada bulan Mei 2023, Prabowo berhasil membalikkan keadaan dengan unggul 6,4%. Pada bulan Juni, selisih semakin melebar menjadi 7,2% untuk keunggulan Prabowo, dan pada bulan Juli, selisih tersebut mencapai 10,4%.
"Bulan Juli 2023, selisih semakin melebar menjadi 10,4% untuk keunggulan Prabowo," ucap Hanggoro.
Survei LSI Denny JA dilakukan dengan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia. Margin of error survey sebesar 2,9%, yang menandakan tingkat keakuratan data tersebut.
LSI Denny JA juga menggunakan metode kualitatif dalam mengolah informasi dan analisis, seperti analisis media, wawancara mendalam, expert judgement, dan focus group discussion. Metode ini memastikan data yang diperoleh lebih akurat dan komprehensif.