CilacapUpdate.com - PT Pertamina (Persero), sebagai salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia, telah mengajukan rencana ambisius untuk menggantikan bahan bakar mesin (BBM) pertalite dengan varian yang lebih ramah lingkungan, yaitu pertamax green 92.
Dalam usulan yang diajukan kepada pihak berwenang, perusahaan ini beralasan bahwa langkah ini akan sejalan dengan arahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengamanatkan bahwa BBM yang dijual di Indonesia memiliki angka oktan minimal 91.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Nicke Widyawati seperti dilansir CilacapUpdate.com dari ANTARA, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), dengan anggota Komisi VII DPR RI, rencana ini dijelaskan dengan detail.
Baca Juga: Dorongan Kesehatan dan Gizi: Senam Bersama dan PMT dari Pertamina Patra Niaga
Peningkatan angka oktan ini menjadi bagian dari komitmen Pertamina untuk berkontribusi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil.
Sebagai langkah pertama, perusahaan telah meluncurkan pertamax green 95 yang telah menerima sambutan positif dari masyarakat. Kini, perusahaan tengah mempersiapkan peluncuran varian terbaru, yaitu pertamax green 92, yang diharapkan dapat menggantikan peran pertalite.
Pertamax green 92 dijelaskan oleh Nicke sebagai hasil campuran antara BBM dengan oktan 90 (pertalite) dan kandungan bioetanol sebanyak 7 persen (E7).
Hal ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak hanya berfokus pada inovasi dalam hal nilai oktan, tetapi juga dalam penggunaan bioetanol sebagai komponen yang lebih ramah lingkungan.
Kedua langkah ini adalah upaya konkret perusahaan dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan.
Dalam menjalankan rencana ini, Pertamina juga memiliki manfaat tambahan yang akan dihasilkan.
Selain dari segi lingkungan, penggantian pertalite dengan pertamax green 92 juga dapat membantu mengurangi anggaran negara untuk impor gasolina.
Sebagai langkah cerdas, ini tidak hanya mencerminkan komitmen Pertamina terhadap lingkungan, tetapi juga kesadaran akan pentingnya kedaulatan energi bagi negara.
Jika kita melihat dampak jangka panjang dari penggantian ini, ada tiga aspek penting yang harus diakui.
- Pertama, upaya ini akan menghasilkan penurunan emisi karbon yang signifikan, memberikan sumbangan yang lebih baik dalam menjaga kualitas udara dan lingkungan.
- Kedua, langkah ini juga memungkinkan Pertamina untuk mematuhi peraturan mengenai penggunaan bioetanol, yang pada gilirannya dapat membuka pintu bagi peningkatan produksi bahan bakar nabati dalam negeri.
- Ketiga, pengurangan ketergantungan pada impor gasolina akan memberikan manfaat ekonomi yang jelas bagi negara.***