Sudah Vaksin kedua dan ketiga diyakini mampu Bentengi dari Gejala Varian Omicron

2 Januari 2022, 23:54 WIB
Mereka yang telah menerima vaksin mRNA dosis ketiga yakni Moderna dan Pfizer dan dosis kedua vaksin Johnson & Johnson dianggap memiliki risiko paling rendah terkena varian Omicron. /pixabay/geralt

CilacapUpdate.com - Mereka yang telah menerima vaksin mRNA dosis ketiga yakni Moderna dan Pfizer dan dosis kedua vaksin Johnson & Johnson dianggap memiliki risiko paling rendah terkena varian Omicron.

Penilaian ini disampaikan seorang dokter New York City, Craig Spencer, yang berafiliasi dengan Columbia University.

Atas penilaian tersebut bisa disebut varian Covid-19 Omicron bisa mempengaruhi orang secara berbeda, tergantung pada vaksin yang mereka dapatkan dan status vaksinasi mereka.

Baca Juga: Mengacu WHO, Status Kebencanaan Pandemi Covid-19 Resmi diperpanjang

Spencer menjelaskan, orang-orang yang termasuk dalam kategori penerima booster hanya memiliki gejala ringan. Dalam kebanyakan kasus, pasien hanya mengalami sakit tenggorokan, kelelahan dan nyeri otot.

“Tidak ada kesulitan bernafas. Tidak ada sesak nafas. Semua sedikit tidak nyaman, tapi baik-baik saja,” kata dia seperti dikutip dari Medical Daily, Minggu 2 Januari 2022.

Mereka yang menyelesaikan dosis utama vaksin Moderna dan Pfizer juga diyakini hanya memiliki gejala ringan, tetapi mereka mengalami lebih banyak gejala daripada penerima suntikan booster.

Baca Juga: Satu Tahun Satu Ungkap Kasus, BNNK Cilacap : Kita Fokus pada Pencegahan

“Lebih lelah. Lebih demam. Lebih banyak batuk. Sedikit lebih menyedihkan secara keseluruhan. Tapi tidak sesak nafas. Tidak ada kesulitan bernafas. Sebagian besar baik-baik saja," imbuh Spencer dikutip dari ANTARA.

Di lain kasus, penerima satu suntikan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson atau J & J mengalami gejala yang lebih buruk daripada penerima Moderna dan Pfizer yang divaksinasi penuh.

Dokter mengatakan, pasien dalam sub-kategori ini mengalami demam selama beberapa hari. Mereka juga lemah dan lelah serta menderita sesak napas dan batuk. Tetapi kondisi mereka tidak mengancam jiwa.

Baca Juga: Juara Liga 2 Indonesia, Gibran Minta Suporter Persis Solo Tidak Euforia Berlebihan

Di sisi lain, orang yang tak divaksin termasuk berada dalam kondisi yang paling parah bila terkena Omicron. Spencer mengatakan sebagian besar pasien yang dirawatnya tidak divaksinasi.

Pasien yang termasuk dalam kategori ini mengalami sesak napas, kadar oksigen mereka juga turun, sehingga membutuhkan oksigen untuk bernapas secara teratur.

Dia menambahkan kondisi ini selaras dengan data lokal dan nasional yang menunjukkan populasi tidak divaksinasi memiliki risiko tertinggi menderita COVID-19 parah, membutuhkan rawat inap dan meninggal karena virus SARS CoV-2. ***

Editor: Siyam

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler