Network
CilacapUpdate.com - Menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, dua sosok yang tengah ramai diperbincangkan sebagai bakal calon presiden (capres) adalah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Keduanya aktif berkomunikasi dengan publik melalui media sosial, terutama akun Instagram dan Twitter mereka.
Data menunjukkan kedua kandidat memiliki jumlah followers yang cukup mengesankan, namun perbedaan strategi mereka terlihat dalam cara mengelola platform media sosial ini.
Baca Juga: Dari Ranah Aceh ke Layar Kaca: 5 Artis asal Serambi Mekah yang Menjadi Inspirasi Generasi Muda
Anies Baswedan sudah merambah ke dunia Instagram sejak September 2013. Jumlah followersnya mencapai 5,9 juta dengan total unggahan mencapai 4.531 hingga saat ini.
Di sisi lain, Ganjar Pranowo lebih baru di Instagram, bergabung pada Oktober 2015.
Namun, Ganjar mampu menarik perhatian 5,9 juta followers dengan total unggahan mencapai 7.279, lebih banyak dibandingkan Anies.
Sementara itu, di platform Twitter, Anies Baswedan juga memiliki performa yang tidak kalah mengesankan.
Bergabung sejak Februari 2010, ia telah mengumpulkan 4,9 juta followers. Di samping itu, Ganjar Pranowo bergabung pada Januari 2010, namun hanya berhasil memperoleh 3,4 juta followers, kalah dari Anies.
Perbandingan jumlah followers ini menarik untuk dianalisis. Instagram, sebagai platform yang lebih fokus pada gambar dan visual, tampaknya lebih menarik bagi Ganjar Pranowo yang lebih produktif dalam mengunggah konten.
Sementara Anies Baswedan, meski jumlah followers di Instagramnya sama, memilih untuk lebih jarang mengunggah. Namun, di Twitter, yang lebih berfokus pada pesan singkat, Anies unggul dalam hal jumlah pengikut.
Strategi berbeda yang diterapkan oleh kedua capres ini mencerminkan gaya kepemimpinan dan preferensi komunikasi mereka.
Ganjar Pranowo lebih sering mengabadikan momen-momen kampanyenya dan aktivitas sehari-hari dalam bentuk gambar di Instagram, sementara Anies Baswedan lebih aktif dalam merespons isu-isu terkini melalui cuitan-cuitannya di Twitter.
Persaingan keduanya bukan hanya terjadi di media sosial, tetapi juga dalam bursa calon presiden.
Anies Baswedan diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang melibatkan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Sementara Ganjar Pranowo dicalonkan oleh PDI Perjuangan (PDIP) dan mendapatkan dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura. Meski begitu, calon wakil presiden yang akan mendampingi keduanya masih belum diumumkan.
Para pengamat politik menyambut baik kehadiran kedua capres ini di media sosial. Melalui platform tersebut, mereka dapat lebih dekat dengan masyarakat, berbagi visi-misi, dan menjangkau pemilih potensial.
Pemanfaatan media sosial menjadi kunci penting dalam kampanye modern, terutama di tengah perkembangan teknologi dan penetrasi internet yang semakin pesat.
Namun, di balik persaingan sengit di media sosial, tentu banyak pertanyaan dan tantangan yang harus dihadapi keduanya dalam perjalanan menuju puncak kekuasaan.
Strategi komunikasi yang tepat, kebijakan yang transparan, dan pemahaman mendalam tentang masalah rakyat menjadi elemen penting yang harus dimiliki oleh setiap calon presiden.
Tentu saja, perkembangan selanjutnya akan terus dipantau oleh masyarakat Indonesia. Siapa yang akan berhasil mendulang simpati pemilih dan akhirnya menduduki kursi kepresidenan, semuanya masih dalam perjalanan panjang menuju Pemilu 2024.
Yang pasti, persaingan antara Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, baik di media sosial maupun dalam politik praktis, akan terus menarik perhatian publik.***
