Mimpi Megah, Kenyataannya Tragis: Bendungan Krueng Pase Seluas 8.922 Ha Mangkrak 3 Tahun, Rugi Rp1,5 Triliun!

- 5 April 2024, 19:00 WIB
Mimpi Megah, Kenyataannya Tragis: Bendungan Krueng Pase Seluas 8.922 Ha Mangkrak 3 Tahun, Rugi Rp1,5 Triliun!
Mimpi Megah, Kenyataannya Tragis: Bendungan Krueng Pase Seluas 8.922 Ha Mangkrak 3 Tahun, Rugi Rp1,5 Triliun! /Muhammad Aidil

Krisis utama yang menghadang proyek pembangunan Bendungan Krueng Pase adalah penghentian kerja oleh rekanan asal Surabaya, Jawa Timur, pada bulan Maret 2023.

Penghentian kontrak ini mengakibatkan proyek bendungan megah ini terhenti atau mangkrak selama tiga tahun, dan petani di sembilan kecamatan di Aceh Utara harus menghadapi kekeringan dan gagal panen.

Permasalahan ini semakin mendalam ketika kita memahami bahwa pendapatan petani di Aceh Utara selama tiga tahun terakhir telah hilang hingga mencapai Rp1,5 triliun. Angka ini, yang dihitung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara, mencerminkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat setempat.

Ratusan ribu petani di Aceh Utara, yang berasal dari delapan kecamatan dan satu kecamatan di wilayah Kota Lhokseumawe, terpaksa merasakan dampak buruk dari proyek yang mangkrak ini.

Situasi yang sangat merugikan ini tidak hanya mencakup kerugian finansial bagi petani, tetapi juga berdampak besar pada perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat di Aceh Utara. Seluas 8.922 hektar sawah yang gagal panen adalah sebuah pukulan besar bagi pertanian di daerah ini dan mengganggu rantai pasokan pangan.

Kepala Pemerintah Kabupaten Aceh Utara menyadari urgensi penyelesaian proyek ini dan terus berupaya agar pembangunan Bendungan Krueng Pase segera rampung.

Dengan selesainya bendungan ini, masyarakat di wilayah tersebut akan dapat kembali mengaliri air ke sawah-sawah mereka. Ini akan menjadi angin segar bagi petani yang telah lama menghadapi tantangan ekonomi akibat kekeringan.

Dalam konteks ini, proyek Bendungan Krueng Pase bukan hanya sekadar proyek konstruksi yang mengalami hambatan, tetapi juga sebuah masalah sosial dan ekonomi yang merusak kesejahteraan masyarakat setempat. Proyek ini seharusnya menjadi solusi bagi kekeringan dan gagal panen, tetapi malah menjadi sumber masalah yang lebih besar.

Sejarah dan makna bendungan ini dalam kehidupan masyarakat Aceh Utara menambah beban emosional pada situasi ini. Bendungan Krueng Pase bukan hanya sebuah infrastruktur, tetapi juga simbol sejarah dan harapan.

Sebagai peninggalan Kolonial Belanda, bendungan ini telah menjadi bagian dari identitas daerah ini. Harapan besar diletakkan pada proyek pembangunan kembali bendungan ini, dan penghentian kontrak oleh rekanan telah mengecewakan banyak pihak.

Halaman:

Editor: Muhammad Nasrulloh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah