Lebih dikenal dengan nama Ki Wasyid, ia adalah seorang pejuang yang memimpin pada Perang Cilegon di tanggal 9 Juli 1888 sampai gugur pada 30 Juli 1888 di Banten.
Ia adalah murid dari Nawawi Al Bantani dan Abdul Karim Al Bantani. Sebagai seorang pejuang, ia ahli dalam kemampuan strategis seperti melakukan komunikasi – komunikasi politik dengan para ulama serta pejuang lain di dalam dan luar daerah Banten untuk melawan penjajahan Belanda.
5. K.H Abdul Fatah Hasan
Ia adalah wakil Residen Serang yang memerintah bersama K.H Syam’un pada periode tahun 1945 – 1949. Selain seorang ulama murid utama Ki Syam’un lulusan Universitas Al Azhar Mesir dan Pesantren Khairiyah, ia adalah pejuang kemerdekaan RI dan juga anggota BPUPKI serta KNIP.
Lahir pada tahun 1912 dan hilang pada 1949 setelah bergerilya dan Ki Syam’un ditahan oleh Belanda saat Agresi Militer Belanda II. Sejak itu ia tidak kembali, tidak diketahui apakah ikut tertangkap atau wafat.
6. K.H Syekh Nawawi Al Bantani
Ia adalah seorang ulama yang lahir di Kampung Tanara, Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1815. Beliau dikenal luas sebagai Imam Besar dari Masjidil Haram, Mekkah dan dikenal dengan julukan Sayyidul Hijaz atau Penjaga Hijaz, sebuah wilayah di Barat Arab Saudi yang mencakup dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah.
Ia juga terkenal sebagai ulama besar yang memiliki banyak karya manuskrip yang disebarkan serta diterbitkan hingga ribuan kali tanpa royalti, dan wafat di Mekah pada 1879 kemudian dimakamkan disana. K.H Hasyim Asy’ari, Pendiri NU adalah salah satu muridnya.
7. Syekh Arsyad Thawil Al Bantani Al Jawi
Lahir pada tahun 1851 di Tanara, Kab. Serang, Banten dan meninggal pada 9 Maret 1934, ia adalah seorang ulama dan pejuang dari Cirebon yang ikut berjuang dalam Perang Cilegon sejak 9 Juli – 30 Juli 1888 bersama dengan Ki Wasyid, Tubagus Ismail dan para pejuang lain dari Banten. Ia adalah murid dari Syekh Nawawi Al Bantani.