Pemuda Rela Pinjam Pinjaman Online Demi Penuhi Gaya Hidup Sudah Jadi Budaya

10 Februari 2024, 06:39 WIB
ilustrasi gaya hidup : Pemuda Rela Pinjam Pinjaman Online Demi Penuhi Gaya Hidup. /Pexels

 

CilacapUpdate.com - Gaya hidup anak muda di Indonesia rupanya tidak terlepas dari keterkaitan dengan pinjaman online.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), mayoritas pengguna pinjaman online adalah anak muda, membentuk 54,06% dari total penerima kredit pinjol sebesar Rp27,1 triliun.

Meski pinjaman online telah memudahkan akses keuangan digital bagi anak muda, data OJK menunjukkan bahwa literasi keuangan yang rendah masih menjadi masalah serius.

Kepala OJK Regional 3 Jateng dan DIY, Sumarjono, menyatakan bahwa gaya hidup anak muda memengaruhi tingkat peminjaman di layanan pinjol, walaupun gaji yang diterima tidak sebanding.

Lebih dari 2,5 juta anak muda telah mengambil pinjaman online, dan menurut Sumarjono, banyak dari mereka mengambil pinjaman untuk gaya hidup bukan untuk kebutuhan.

Pihaknya menekankan bahwa anak muda perlu meningkatkan literasi keuangan digital agar lebih memahami konsekuensi dari penggunaan jasa keuangan online.

Baca Juga: 10 Pinjaman Online Bunga Rendah Resmi OJK 2024: Solusi Pinjol Aman dan Terpercaya

Di samping pinjol, anak muda juga rentan terhadap investasi bodong. Investasi ilegal ini telah mencapai Rp126 triliun, dan OJK menerima ribuan pengaduan terkait investasi bodong dan pinjaman daring ilegal.

Sumarjono mengingatkan bahwa literasi keuangan digital yang cukup penting agar anak muda bisa membaca perkembangan ekonomi pasar dan menghindari investasi yang meragukan.

Sebagai contoh, seorang pengguna pinjol, Bowo (20), mengaku mengambil pinjaman pertamanya hanya untuk memenuhi kebutuhan kuliah, meski pada akhirnya merasa tergoda oleh hasil instan yang diperoleh.

Meskipun berhasil melunasi pinjamannya, Bowo menyatakan bahwa ia merasa tidak tenang karena terus dikejar oleh rentenir.

Keadaan serupa dialami oleh Khafid, yang menjadi korban temannya yang terlilit pinjol sebesar Rp17 juta. Khafid bahkan harus menyita laptop temannya karena tidak kunjung dikembalikan sebagai upaya memaksa pelunasan utang.

Kejadian seperti ini menunjukkan urgensi literasi keuangan digital untuk melindungi anak muda dari dampak negatif penggunaan pinjaman online dan investasi bodong.***

 

Editor: Lutfi Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler