Apakah Kebahagiaan Bisa Dicari? Kajian Filsafat Fahruddin Faiz Membahas Tentang Kebahagaiaan Hidup yang Ideal

- 27 Desember 2022, 07:05 WIB
 Kajian Filsafat Fahruddin Faiz Membahas Tentang Kebahagaiaan Hidup yang Ideal./Tangkapan Layar YouTube.com
Kajian Filsafat Fahruddin Faiz Membahas Tentang Kebahagaiaan Hidup yang Ideal./Tangkapan Layar YouTube.com /youtube

CilacapUpdate.com - Dr. H. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag, yang kerap di panggil pak Faiz adalah seorang penulis kelahiran Mojokerto, 16 Agustus 1975.

Pak Faiz merupakan lulusan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta meraih gelar terakhir doktor di program studi ilmu filsafat. Pak Faiz terkenal karena kajian filsafatnya di berbagai kanal YouTube.

Salah satunya berisikan kajian beliau tentang kebahagiaan. Pertanyaan-pertanyaan besarnya para filusuf tentang kebahagiaan kurang lebih seperti ‘Apa itu kebahagaiaan? Bisa enggak kita membahas kebahagiaan?’

Menurut penelitian, kebahagiaan seseorang berasal dari faktor genetic 50%, 40% usaha kamu sendiri dan 10% lingkungan.

Baca Juga: Hidup Minimalis Meningkatkan Kualitas Hidup? Berikut Kajian Filsafat Fahruddin Faiz Tentang Hidup Minimalis

“Yo harusnya kamu menjadi bahagia agar keturunamu bahagia,” ucap pak Faiz.

Apakah kebahagiaan itu adalah fitroh? Allah menciptakan kita di dunia untuk senang, di bekali potensi untuk bisa bahagia.

Ada 2 kesulitan besar untuk membahas kebahagiaan yaitu Problema of Pursuit dan Problem memperediksi kebahagiaan.

1. Problema of pursuit

Masalah tentang pengejaran. Suatu kebahagiaan yang kita kejar biasanya susah untuk di dapatkan. Kebahagiaan ini problematis,

Paradox-hedonism orang yang mengejar kesenangan dia tidak merasa kesenangan.  menurut teori John Struart Mill, orang yang selalu mencari kebahagiaan, cenderung susah mendapatkannya.

Orang yang mencari kebahagiaan:

  • Hedonic paradox

Kebahagiaan itu adalah efek samping yang tidak sengaja ketika kita mengabdikan diri pada orang lain untuk tujuan yang lebih besar yang ada ang pada diri kita.

 Jangan menjadi kebahagiaan menjadi tujuan, tapi menjadi efek samping dengan menikmati proses dari kebenaran dan kebaikan yang kita hidupkan. 

Baca Juga: Fahruddin Faiz Menjelaskan Kajian Filsafat Tentang Makna Kehidupan yang Fana: Hidup Itu Hanya 3 Hari Saja

  • Hedonic treadmill

Mengajar kebahagiaan terus, sering kali jatuh pada level awal saat  belum bahagia atau bosan. Kerasnya kita usaha, hingga pada suatu titik pencapaian, akan merasa biasa saja bahkan bosan.

Hal tersebut mengakibatkan kepuasaan yang tidak ada ujungnya.

2. Problem memprediksi kebahagiaan

Ada 5 hal yang mengakibatkan problem memprediksi kebahagiaan:

  1. Habituation, pembiasaan
  2. Set point, semacam level. Setiap orang mempunyai level sendiri.
  3. Pengaruh kekinian
  4. Susah memahami kekebalan emosi
  5. Susah memahami sudut pandang yang besar

Baca Juga: Kajian Filsafat Fahrudin Faiz : Cinta Boleh Ditolak, Tetapi Jangan Berhenti Mencintai

Agar kita tidak mengalami paradox:

  1. Jangan segan menambah pengalaman
  2. Temukan sisi-sisi pengalaman yang menyenangkan, temukan ada ragam kebahagiaan.
  3. Main Fullness, hidup sepenuh hati, syukuri, nilmati tanpa judge mental.
  4. Tidak mudah larut dengan kesan dan esmosi, kemampuan mengontrol, mengarahkan, dan mengalahkan pada diri sendiri, agar tidak terombang ambing pada emosi diri sendiri.

 Demikian kajian filsafat dari pak Faiz tentang kebahagiaan.***

Editor: Siyam

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah