Indonesia dan 4 Negara Lainnya dengan Konsumsi Daging Sapi Terendah: Tantangan Kesehatan Global

- 23 September 2023, 23:55 WIB
Indonesia dan 4 Negara Lainnya dengan Konsumsi Daging Sapi Terendah: Tantangan Kesehatan Global/Foto Ilustrasi : Freepik.com @aleksandarlittlewolf
Indonesia dan 4 Negara Lainnya dengan Konsumsi Daging Sapi Terendah: Tantangan Kesehatan Global/Foto Ilustrasi : Freepik.com @aleksandarlittlewolf /

CilacapUpdate.com - Di era modern ini, pemahaman akan pentingnya gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh semakin berkembang.

Protein hewani, salah satu unsur penting dalam pemenuhan gizi yang seimbang, memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan sel dan memperkuat daya tahan tubuh.

Kita dapat memenuhi kebutuhan protein hewani ini dengan berbagai sumber, seperti daging-dagingan (sapi, kambing, ayam, bebek, dll), susu, ikan, seafood, dan telur.

Walau dikenal sebagai negara asal berbagai makanan lezat dengan bahan utama daging sapi, seperti rendang, konsumsi daging sapi di Indonesia sebenarnya termasuk yang terendah di dunia.

Data dari Organisation of Economic Cooperation and Development (OECD) mengungkap bahwa Indonesia memiliki rata-rata konsumsi daging sapi per kapita hanya sekitar 2,2 kg dalam setahun.

Angka ini mengejutkan, mengingat kekayaan budaya kuliner Indonesia yang seringkali menggunakan daging sapi sebagai bahan utama dalam berbagai hidangan.

Baca Juga: Gaji Pensiunan PNS di Kabupaten Sinjai Melonjak: Berikut Tabel Gaji Tahun Depan

Namun, Indonesia bukanlah satu-satunya negara dengan konsumsi daging sapi yang rendah. Mari kita lihat 5 negara lainnya yang juga memiliki konsumsi daging sapi per kapita terendah di dunia pada tahun 2022.

India: India, negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia, adalah yang paling sedikit mengonsumsi daging sapi, bukan hanya di Asia tapi juga di dunia.

Rata-rata konsumsi daging sapi per kapita di India hanya sebanyak 0,5 kg dalam setahun. Ini adalah gambaran sejauh mana agama dan budaya memengaruhi pola makan di negara ini, di mana mayoritas penduduknya adalah vegetarian.

Thailand: Thailand adalah negara kedua dengan konsumsi daging sapi terendah per kapita setelah India. Rata-rata konsumsi daging sapi per kapita di Thailand hanya mencapai 1,2 kg.

Meskipun Thailand terkenal dengan masakan daging sapi seperti "pad krapow," masyarakat Thailand lebih sering mengonsumsi daging ayam dan seafood dibandingkan dengan daging sapi.

Nigeria: Hanya memiliki selisih sebesar 0,1 kg dengan Thailand, Nigeria merupakan negara ketiga dengan konsumsi daging sapi terendah.

Baca Juga: Pesona Lombok : 5 Objek Wisata Alam Terindah yang Pas Dikunjungi Pas Weekend, No 1 Mirip Bali!

Konsumsi daging sapi per kapita di Nigeria hanya sebanyak 1,3 kg. Di Nigeria, faktor ekonomi dan ketersediaan juga memainkan peran penting dalam pola konsumsi daging sapi yang rendah.

Indonesia: Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, meskipun banyak makanan di Indonesia menggunakan daging sapi sebagai bahan utamanya, nyatanya jumlah konsumsi per kapita terhitung paling rendah di dunia.

Rata-rata konsumsi daging sapi di Indonesia hanya sebesar 2,2 kg per kapita dalam setahun. Faktor ekonomi, budaya, dan juga pergeseran menu makanan bisa menjadi penyebab konsumsi yang rendah ini.

Ethiopia: Ethiopia berada di posisi kelima dengan konsumsi daging sapi penduduknya hanya sebesar 2,5 kg per kapita.

Ini mungkin dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geografis, di mana pemeliharaan sapi seringkali lebih untuk keperluan pekerjaan dan hasil susu daripada untuk daging.

Menariknya, tren konsumsi daging sapi per kapita di negara-negara ini berkaitan erat dengan faktor ekonomi, budaya, dan ketersediaan.

Baca Juga: Cara Mengajukan Pinjaman di Bank BCA Online dan Offline 2023, Plafon Mulai Rp5 Juta hingga Rp100 Juta

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perubahan budaya, pola konsumsi daging sapi di beberapa negara mungkin berubah seiring waktu.

Konsumsi daging sapi yang rendah bukan hanya mencerminkan kebiasaan makan suatu negara, tetapi juga memiliki dampak besar pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Keterbatasan konsumsi protein hewani dapat mengakibatkan defisiensi gizi, terutama pada anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

Selain itu, industri peternakan dan produksi daging sapi memiliki dampak besar terhadap perubahan iklim dan penggunaan sumber daya alam.

Oleh karena itu, penting bagi setiap negara, termasuk Indonesia, untuk terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi gizi yang seimbang, termasuk sumber protein hewani.

Selain itu, upaya untuk meningkatkan produksi daging sapi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan juga harus ditingkatkan.

Sebagai konsumen, kita juga memiliki peran dalam memilih sumber daging sapi yang berkelanjutan dan mendukung praktik peternakan yang lebih etis.

Baca Juga: Kampung Belanda Tersembunyi di Trenggalek: Keindahan Wisata Alam dan Edukasi di Lahan Perkebunan Kopi

Dengan demikian, kita dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dan mendukung kesehatan tubuh kita serta kesejahteraan hewan.

Sebagai kesimpulan, konsumsi daging sapi yang rendah di beberapa negara, termasuk Indonesia, mencerminkan beragam faktor seperti ekonomi, budaya, dan ketersediaan.

Namun, penting untuk memahami bahwa pemenuhan gizi yang seimbang adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh. ***

Editor: Achmad Ade Salim Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x