Jalur Pengok Yogyakarta: Jalur Kereta Api Terdekat dengan Rumah Warga yang Juga Paling Berbahaya di Indonesia

20 Oktober 2023, 12:50 WIB
Ilustrasi Jalur kereta api tengah Kota Solo : Misteri Jalur Kereta Api Terdekat dengan Rumah Warga: Jalur Pengok Yogyakarta /Humas PT KAI Daop 6/

 

CilacapUpdate.com - Yogyakarta, sebuah kota yang terkenal dengan budayanya yang kaya dan pesona alamnya yang menawan, juga menjadi tuan rumah bagi sebuah fenomena unik yang mungkin tak banyak diketahui orang: Jalur Kereta Api Pengok, jalur kereta api paling berbahaya di Indonesia.

Tidak seperti jalur kereta api pada umumnya, Jalur Pengok ini tidak hanya melewati depan rumah warga, tetapi juga terletak sekitar satu meter saja dari pintu rumah mereka. Sebuah perjalanan kereta yang menegangkan, dan inilah cerita di baliknya.

Diketahui bahwa jalur kereta api di Indonesia umumnya dibangun dengan memperhatikan keamanan dan jarak yang aman dari pemukiman warga. Namun, Jalur Pengok di Yogyakarta menjadi pengecualian yang unik.

Baca Juga: Bagas/Fikri Menang Mudah Lawan Juara Dunia di Denmark Open 2023

Jalur ini dikenal sebagai salah satu yang paling berbahaya di Indonesia, dan ini bukan sekadar sensasi semata. Jarak yang sangat dekat antara jalur kereta api ini dengan rumah warga telah menciptakan banyak kontroversi dan risiko bagi para penduduk setempat.

Jalur Pengok, dengan segala kontroversinya, sebenarnya adalah lintasan kereta api yang menghubungkan Balai Yasa Yogyakarta dengan Stasiun Lempuyangan.

Dibangun pada masa penjajahan Belanda, wilayah sekitar Jalur Pengok dulunya adalah hutan yang belum terjamah oleh pemukiman. Namun, sejak tahun 2000-an, masyarakat mulai membangun rumah di sekitar Jalur Pengok, menciptakan situasi yang sangat tidak biasa.

Pada tahun 2020, kawasan ini mendapatkan pengakuan yang lebih besar saat diresmikan sebagai Kampung Sepur. Ini adalah sebuah tindakan yang bisa dibilang kontroversial, karena mengangkat jalur kereta api sebagai bagian dari budaya dan kehidupan sehari-hari penduduk setempat, meskipun dengan semua risiko yang terlibat.

Bagaimana penduduk setempat menghadapi kehadiran jalur kereta api ini dan apa yang membuatnya begitu berbahaya?

Jalur Pengok, seperti disebutkan sebelumnya, terletak sangat dekat dengan rumah-rumah warga. Hanya berjarak sekitar satu meter dari pintu rumah mereka. Ini adalah jarak yang sangat dekat untuk sebuah jalur kereta api yang masih aktif, dan menjadi pemandangan yang cukup menegangkan bagi siapa saja yang melintasi wilayah ini.

Baca Juga: Cara Menghilangkan Bulu di Bibir Atas dengan Aman dan Tanpa Rasa Sakit

Kehadiran kereta yang melintas tak jarang membuat warga harus berjalan tepat di sisi jalur kereta atau menunggu sebentar agar kereta melewati sebelum mereka dapat bergerak lagi.

Keberadaan Jalur Pengok ini menjadi misteri tersendiri. Bagaimana mungkin sebuah jalur kereta api, yang semestinya dihindari oleh pemukiman warga, malah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka? Apakah ada upaya untuk meningkatkan keselamatan di sekitar jalur ini? Ini adalah beberapa pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita.

Ketika jalur ini pertama kali dibangun pada masa penjajahan Belanda, belum ada pemukiman di sekitarnya. Wilayah ini hanyalah hutan belantara yang terhampar luas.

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai membangun rumah dan pemukiman di sekitar Jalur Pengok. Keputusan ini tentu saja menciptakan risiko besar bagi mereka, terutama karena jarak yang sangat dekat antara jalur kereta dan rumah mereka.

Selama bertahun-tahun, jalur ini menjadi semakin berbahaya, dan beberapa kecelakaan yang melibatkan warga setempat bahkan telah terjadi.

Namun, penduduk setempat tampaknya telah menerima situasi ini sebagai bagian dari kehidupan mereka. Mereka telah belajar untuk hidup berdampingan dengan kereta api yang melintas di depan rumah mereka setiap hari.

Keputusan untuk mengubah Jalur Pengok menjadi Kampung Sepur pada tahun 2020 mungkin menjadi langkah yang mengejutkan bagi sebagian orang.

Namun, bagi penduduk setempat, ini adalah upaya untuk mengakui keberadaan jalur ini dalam kehidupan mereka. Mereka merayakan budaya kereta api dan mencoba mengangkat keunikan wilayah mereka.

Tentu saja, keputusan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan. Bagaimana mungkin jalur kereta api yang terlalu dekat dengan rumah-rumah ini dianggap aman? Apa langkah-langkah yang telah diambil untuk mengurangi risiko dan memastikan keselamatan warga?

Baca Juga: Hokky Caraka Brilian di Timnas, Jadi Aset Berharga PSS Sleman dan Indonesia

Pihak berwenang setempat telah berupaya untuk meningkatkan keselamatan di sekitar Jalur Pengok. Mereka telah memasang rambu-rambu peringatan dan menyarankan kepada penduduk setempat untuk tetap waspada saat melintas di jalur ini. Namun, tetap ada risiko yang melekat, dan banyak warga yang berpendapat bahwa langkah-langkah ini belum cukup untuk mengatasi masalah yang ada.

Jalur Pengok Yogyakarta, dengan segala kontroversi dan risikonya, juga memiliki cerita yang menarik. Sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari penduduk setempat, jalur ini menjadi simbol keberanian dan adaptasi manusia terhadap lingkungan yang sulit.

Seberapa dekat kita bisa tinggal dengan bahaya sebelum kita memutuskan untuk berpindah? Bagi warga Jalur Pengok, kehidupan sehari-hari mereka adalah jawaban atas pertanyaan tersebut.

Mengapa Jalur Pengok ini tidak dipindahkan atau diubah secara drastis? Jawabannya mungkin lebih kompleks daripada yang bisa kita bayangkan. Sejarah dan budaya, serta tantangan teknis dan logistik, mungkin menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ini.

Dan tentu saja, keputusan untuk mengubah Jalur Pengok menjadi Kampung Sepur adalah langkah yang memungkinkan penduduk setempat untuk hidup berdampingan dengan kereta api.***

Editor: Muhammad Nasrulloh

Tags

Terkini

Terpopuler