Kebun Pegunungan Cibodas: Jejak Bersejarah dalam Penelitian Flora Pegunungan Tropis Indonesia

2 September 2023, 11:04 WIB
Kebun Pegunungan Cibodas: Jejak Bersejarah dalam Penelitian Flora Pegunungan Tropis Indonesia /tangkapan layar/

CilacapUpdate.com - Kebun Pegunungan Cibodas, sebuah tempat bersejarah yang memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, memiliki kisah yang tak ternilai dalam pemahaman dan pelestarian alam Indonesia.

Sejak awalnya pada tahun 1830, ketika seorang ahli taman dan kurator Kebun Raya Bogor, J.E. Teijsmann, memulai eksperimen yang mengarah pada penemuan penting, hingga menjadi pusat penelitian flora pegunungan tropis Indonesia yang terkenal.

Perjalanan Kebun Pegunungan Cibodas telah menciptakan tonggak bersejarah dalam industri kina dan penelitian biologi tropis.

Pada tahun 1830, J.E. Teijsmann, seorang ahli taman dan kurator Kebun Raya Bogor, memulai eksperimen yang akan mengubah nasib Kebun Pegunungan Cibodas.

Baca Juga: Sumatera Utara Menguasai Puncak Produksi Jagung di Tahun 2022: Siapa yang Mendominasi?

Di tempat ini, tanaman kina (Cinchona) pertama kali ditanam di Indonesia. Langkah ini terbukti menjadi tonggak penting dalam industri kina, sebuah tanaman yang dikenal karena menghasilkan kinin yang efektif dalam pengobatan malaria.

Inilah awal dari peran Kebun Pegunungan Cibodas dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan industri farmasi.Pada tahun 1870-an, seorang ilmuwan bernama R.H.C. Scheffer mengambil alih pengembangan Kebun Pegunungan Cibodas.

Perkembangan ini menjadi lebih signifikan ketika pada tahun 1889, pemerintah Hindia Belanda memperluas Kebun Pegunungan Cibodas menjadi sebuah cagar alam yang kemudian dikenal sebagai Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Pada awal abad ke-20, seorang peneliti bernama Koorders mencatat dan memberi nama pohon-pohon di Kebun Pegunungan Cibodas, menjadikannya pusat penelitian flora pegunungan yang terkenal.

Kebun ini semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pusat terbaik untuk melakukan riset tentang flora pegunungan.

Baca Juga: Eksotisme Tersembunyi di Jawa Timur: Pantai Teluk Asmara, Surga yang Belum Dikenal Banyak Orang

Pada tahun 1917, ilmuwan dari seluruh dunia bergabung untuk membangun laboratorium modern di Kebun Pegunungan Cibodas. Meskipun prasasti peringatan telah dihancurkan pada saat tertentu dalam sejarahnya, penelitian biologi tropis terus berkembang pesat.

Namun, pada tahun 1946, ekstrimis membakar rumah kurator dan laboratorium. Meskipun demikian, sarana ini berhasil dibangun kembali pada periode 1948-1952, menandai ketekunan para ilmuwan dalam menjaga warisan ilmiah Kebun Pegunungan Cibodas.

Pada tahun 1980, Kebun Pegunungan Cibodas resmi menjadi bagian dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP), sementara Kebun Raya Cibodas tetap di bawah pengelolaan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Kebun Pegunungan Cibodas telah menjadi pusat penelitian dan pelestarian flora pegunungan tropis Indonesia yang bersejarah.

Dari penanaman kina pertama hingga laboratorium modern yang mendukung penelitian ilmiah, tempat ini terus menjadi sumber pengetahuan yang berharga dalam pemahaman dan pelestarian alam Indonesia.

Baca Juga: Laris Manis! Trik Ampuh Jual Koin 1K Kelapa Sawit di Kabupaten Wonogiri, Mau Jadi Sultan?

Dengan berbagai penemuan ilmiah yang lahir dari upaya-upaya di Kebun Pegunungan Cibodas, serta peran pentingnya dalam menjaga keanekaragaman hayati pegunungan, tempat ini tidak hanya berperan dalam sejarah, tetapi juga masa depan ilmu pengetahuan dan pelestarian alam Indonesia.

Keseluruhan kisah Kebun Pegunungan Cibodas adalah sebuah bukti nyata betapa pentingnya menjaga dan menghormati tempat bersejarah yang telah memainkan peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian alam.***

Editor: Siyam

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler