Dokumen 100 Tahun Revolusi Teknologi China, Dipercaya Jadi Pusat Inovasi Dunia dan Era Baru Kemakmuran Bersama

16 April 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Dokumen 100 Tahun Revolusi Teknologi China, Dipercaya Jadi Pusat Inovasi Dunia dan Era Baru Kemakmuran Bersama /myrfa/Pixabay

CilacapUpdate.com - China tak ubahnya mesin. Xi Jinping terus mengampanyekan teknologi untuk meraih kemakmuran bersama.

Upaya Xi Jinping pelan-pelan terjawab. Kota-kota pedalaman yang tertinggal kini justru disulap menjadi pusat-pusat produksi dan pengembangan teknologi.

Semua pejabat China berbicara tentang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), robotik, cloud dan otomatisasi.

Zhuzhou, adalah salah satu kota di China yang menjadi pusat pengembangan teknologi. Kota itu muncul dengan wajah baru dengan segala perkembangannya.

Baca Juga: Profil Lengkap Zhang Li Chuan dan Charlene Chen Pemeran Utama Drama China Flipped

"Dokumen tersebut merujuk pada 'perubahan besar yang tidak terlihat dalam 100 tahun', sebuah ungkapan yang telah digunakan oleh Xi Jinping, presiden China, untuk menandakan dimulainya era baru," tulis The Economist, dalam laporannya hari ini, Sabtu 16 April 2022.

Xi Jinping dan jajaran pejabat partainya percaya bahwa China telaha berada di pintu gerbang revolusi teknologi.

Puluhan kota yang didesain sebagai pusat pengembangan teknologi mulai membuahkan hasil.

Pemerintah China berkeyakinan bahwa 'kemakmuran bersama' yang di kampanyekan Xi Jinping dan partainya segera terwujud.

Proses redistribusi kekayaan sudah dimulai. Xi Jinping mulai memindahkan distribusi dari daerah yang kaya ke daerah yang miskin.

Baca Juga: Nonton Drama China Flipped Sub Indo Full Episode Lengkap Episode 1-24, Berikut Sinopsis dan Info Film 

Xi Jinping bermimpi bahwa China akan menjadi pusat inovasi dunia pada dekade berikutnya.

Pengembangan perusahaan teknologi lokal yang di usahakan hingga saat ini menunjukkan optimisme.

Tak hanya pengembangan dan pembangunan perunsahaan teknologi baru, Xi Jinping juga mendanai ribuan komunitas, baik besar atau kecil, khusus untuk pengembangan ilmu data, keamanan jaringan dan robotika.

"Pergeseran ini datang pada saat yang pasti. Narasi bahwa Amerika dan Barat sedang mengalami kemunduran, dan bahwa China sedang bangkit, sering muncul di media pemerintah," ujar The Economist.

Baca Juga: Rusia Serang Ukraina, China Kok Malah Kembalikan Aturan Impor Gandum yang Sempat Dibekukan

"Namun China belum melihat lebih dalam sejak dikutuk secara internasional," imbuhnya.

Laporan The Economist mengungkuit kutukan dunia Internasional yang terjadi pada tahun 1989. Peristiwa pembantaianLapangan Tiananmen.

Selain itu, keputusan Xi Jinping melakukan lockdown Shanghai, untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19, dukungannya untuk Rusia selama perang di Ukraina memungkinkan lebih banyaknya sanksi diberikan kepada perusahaan-perusahaan China.

Hal tersebut menjadi catatan penting bagi China. Sanksi berat terhadap teknologi China, Huawei, yang diberikan oleh AS adalah contoh kecil bahwa kemajuan teknologi juga bergantung pada penerimaan negara lain terhadap produk tersebut.

Baca Juga: Jalur Kereta China-Thailand: Konektivitas Antara Negara Asia Tenggara dan China Diprediksi Semakin Mudah

China tetaplah China. Xi Jinping tetap optimis bahwa komunitas-komunitas yang telah dibiayai untuk melakukan penelitian dan pengembangan teknologi akan segera menuai hasil.

Pembangunan kota yang semula di pesisir kini kembali ke kota yang jauh dari akses pantai.

Jika semula pembangunan dan produksi berpusat di pesisir karena produksi manufaktur yang ada menggunakan jalur laut.

Jarak tempuh dan biaya menjadi pertimbangan utama.

Kini China telah melakukan migrasi besar-besaran.

Perpindahan perusahaan ke kota-kota 'pedalaman' adalah cara Xi Jinping untuk melakukan transfer 'kemakmuran bersama' sekaligus pengembangan teknologi.

Baca Juga: Daftar Film Drama China Untuk Menemani Imlek Pekan ini, Ada The Long Ballad dengan Pemeran Dilraba Dilmurat

Teknologi yang dianggap mumpuni adalah alasan utama keberanian Xi Jinping. Efektivitas produk manufaktur telah bisa direkayasa sedemikian rupa oleh teknologi.

Hefei di provinsi Anhui, salah satu daerah termiskin di China telah disulap sebagai pusat teknologi dengan ribuan perusahaan dibuka dalam waktu singkat.

Menurut data The Economist, Pada tahun 2021, lebih dari 2.500 perusahaan mengklaim mengembangkan perangkat lunak AI dasar yang didirikan. Naik dari sebelumnya yang hanya 370 pada tahun 2020.

Kota Shenyang menerima lebih dari 860 perusahaan yang mengatakan mereka melakukan penelitian robotika selama dua tahun terakhir, naik 690 ketinbang empat tahun sebelumnya.

Sekitar 4.400 kelompok yang mengaku terlibat dalam internet of things mendirikan toko di kota barat daya Chengdu pada tahun 2021, bertambah empat kali lipat dari tahun 2020.

"Pandemi menciptakan permintaan besar dari konsumen untuk perusahaan internet dan, pada gilirannya, layanan data," kata The Economist.

Baca Juga: Box Office China: Battle of Lake Changjin 2 Full Movie : Akankah Melampui The Battle at Lake Changjin 2021

Keraguan Investor terkait dengan bakat dan keilmuan yang dibutuhkan, dijawab dengan program akademik oleh pemerintah.

China merekrut melalui program beasiswa untuk mendidik dan melatihnya.

Menurut The Economist, Xi Jinping tak memperhitungkan migrasi besar-besaran perusahaan dengan tingkat keterampilan angkatan kerja.

Pergeseran dan perkembangan industri teknologi tak diikuti dengan perubahan pola dan peningkatan bakat tenaga kerja China.

Scott Rozelle, dari Stanford University, mencatat bahwa hampir 70 persen dari angkatan kerja tidak pernah mencicipi sekolah menengah.

Baca Juga: Be Somebody Full Movie HD Online : Bertahan Menduduki Puncak Tangga Box Office China Pada Bulan Desember

Dipuji dan Dihantam

Awal-awal berdirinya Alibaba dab Tencent adalah perusahaan teknologi yang selalu dipuji-puji oleh pemerintah China.

Tampaknya pujian tersebut bukan tak ada tujuan. Xi Jinping dan partainya memang meneggerkkan peningkatan konsumsi masyarakat.

Alibaba dan Tencent terus dipuji sekaligus diawasi sebagai mesin 'pembangkit' konsumsi.

Pemerintah China membutuhkan lebih dari sekadar perusahaan startup untuk membuat rencananya berhasil.

China selalu mencari keunggulan baru.

Baca Juga: Daftar Film Drama China Untuk Menemani Imlek Pekan ini, Ada The Long Ballad dengan Pemeran Dilraba Dilmurat

Saat ini era peningkatan konsumsi sudah selesai. Xi Jinping melirik kepada duni digital, terkhusus perusahaan perangkat lunaknya.

Perusahaan e-commerce seperti Alibaba pelan-pelan diberangus oleh Xi Jinping. Era kebangkitannya dianggap selesai.

Terlepas tuduhan tersebut benar atau karena indikasi lain sehubungan dekatnya pemilik Alibaba dengan mantan sekretaris Parta rival.

Pemerintah menganggap bahwa perusahaan tersebut semakin melebarkan kesenjangan. Menambah jarak ketidaksetaraan.

Dominasi pasar perusahaan memungkinkan mereka untuk memanipulasi harga sambil mengumpulkan data pribadi yang lepas dari perhatian pemerintah.

Pada tahun 2021, pejabat senior mulai menyebut e-commerce sebagai musuh.

Mereka menyebutnya 'ekspansi modal yang tidak teratur' yang mengejar keuntungan tinggi secara semberono dengan mengorbankan kebaikan bersama.

Baca Juga: Chinese Doctors Full Movie Online, Film Bertema Wabah Yang Merajai Box Office Movie China

Era Baru Kemakmuran Bersama dan Revolusi Teknologi

Digitalisasi industri, keamanan data, dan cloud komputasi milik negara menandai jeda jalan ninja Xi Jinping.

"Baosight, Maxscend, Sangfor, Supcon atau YoueData, mayoritas terdaftar di Shanghai atau Shenzhen, bukan New York dan Hong Kong. Mereka adalah hasil kolaborasi perusahaan negara dan swasta," ujar The Economist.

Semua perusahaan tersebut dikendalikan oleh pemerintah. Mereka bekerja untuk meningkatkan infrastruktur industri China untuk mengantarkan revolusi baru Xi Jinping.

Baosight adalah perusahaan perangkat lunak industri milik negara.

Perusahaan tersebut membangun perangkat lunak perencanaan sumber daya dan sistem eksekusi manufaktur yang mengintegrasikan dan mendigitalisasi pabrik industri di seluruh China.

Baca Juga: Roket China Bawa Dua Satelit Shiyan ke Angkasa, ditugasi Survei Lingkungan Luar Angkasa,

Sistem ini bertujuan untuk mendorong efisiensi dalam industri baja, farmasi, dan bahan kimia.

Baosight baru-baru ini menyelesaikan pekerjaan untuk group perusahaan baja milik negara, yang disebutnya sebagai proyek integrasi terbesar dan paling kompleks dari jenisnya.

Kapitalisasi pasarnya telah meningkat tiga kali lipat sejak 2018, menjadi 62 miliar yuan atau 9,7 miliar dolar.

Sangfor Technologies, grup data dan keamanan jaringan swasta yang berbasis di Shenzhen, membantu pemerintah membangun platform big data yang canggih.

"Supcon, juga dikendalikan secara pribadi, membangun ekosistem jaringan untuk perusahaan milik negara," ungkap The Economist.

Pemerintah China sedang gencar memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan teknologi, termasuk keringanan pajak.

Baca Juga: Cek Fakta : Beredar Kabar China Airlines Akuisisi Garuda Indonesia, Telusuri Faktanya

Menurut Bloomberg, seperti dilansir dari The Economist, China berencana untuk menghabiskan sekitar 2,3 triliun doalar tahun ini untuk proyek-proyek baru.

Salah satu yang terbesar antara lain difokuskan pada manufaktur berteknologi tinggi dan pengembangan teknologi.

Seorang penasihat ekonomi terkemuka, Han Wenxiu, baru-baru ini mengatakan tindakan keras terhadap E-Commerce
bukan tentang mengubahnya. Melainkan tentang modal yang mengikuti jejak Partai.***

Editor: Lutfi Ramadhan

Sumber: The Economist

Tags

Terkini

Terpopuler