Dalam akhir yang ironis, mega proyek yang seharusnya menjadi simbol prestasi dan harapan bagi olahraga nasional Indonesia, kini berdiri sebagai simbol kegagalan dan pemborosan yang mahal.
Kesimpangsiuran tujuan, perubahan biaya yang drastis, kendala teknis, dan kasus korupsi telah meruntuhkan apa yang awalnya diharapkan menjadi cemerlang. Sementara prospek untuk menghidupkan kembali proyek ini mungkin masih ada, namun perjalanan panjang menuju rehabilitasi citra dan tujuan tetap terlihat jauh dan berliku.***