CilacapUpdate.com - Sebagai kota kedua terpadat di Indonesia, Surabaya mendapati dirinya dalam keadaan yang mendesak untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas yang semakin parah.
Pada saat yang sama, kota ini juga memiliki potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi yang pesat. Inilah mengapa keberadaan MRT di Surabaya menjadi sebuah gagasan yang semakin nyata dan sangat dibutuhkan.
Investasi besar sebesar 20 triliun rupiah telah dipersiapkan untuk proyek MRT yang diharapkan akan menjadi solusi bagi Surabaya.
Tidak hanya akan mengurangi tingkat kemacetan, tetapi juga diperkirakan akan mengangkat pertumbuhan ekonomi kota ini ke tingkat yang lebih tinggi.
Pada awalnya, rencana pembangunan MRT di Surabaya mungkin hanya terdengar seperti angan-angan. Namun, seiring berjalannya waktu, langkah konkret telah diambil.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memulai diskusi serius dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk menjadikan impian tersebut menjadi kenyataan.
Januari lalu, Gubernur Jawa Timur bertemu dengan sejumlah pejabat dari JICA. Pertemuan ini tidak hanya merupakan acara formal, tetapi juga merupakan tahap awal dari perbincangan yang penting tentang proyek MRT yang ambisius ini.
Hasil observasi awal dari JICA telah diterima dan sekarang langkah selanjutnya adalah melakukan Feasibility Studies (FS) atau uji kelayakan.
Ini adalah langkah yang sangat penting dalam menentukan apakah proyek ini dapat dilaksanakan dengan sukses.
Jika semuanya berjalan lancar dan sesuai rencana, maka tahap ground breaking untuk pembangunan MRT Surabaya Jatim kemungkinan akan dimulai pada tahun 2024.
Ini adalah kabar baik bagi warga Surabaya yang telah lama menantikan transportasi massal modern ini.
Salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengenai rute MRT ini. Awalnya, JICA berencana untuk membangun jalur MRT ke arah utara, tetapi ada aspirasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengubah rencana tersebut. Mereka lebih cenderung untuk membangun MRT dari barat ke timur.
Rute yang diusulkan akan dimulai dari Wonokromo, berlanjut ke arah Kertajaya, dan kemudian terhubung ke Universitas Airlangga (Unair), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Rute ini tidak hanya akan memudahkan mobilitas dalam kota tetapi juga akan menghubungkan kawasan kampus C Universitas Airlangga dengan jembatan Suramadu.
Ini adalah kabar yang sangat diantisipasi oleh warga Surabaya yang telah lama merindukan alternatif transportasi yang lebih modern dan efisien.
MRT akan membawa manfaat besar bagi mereka yang harus berurusan dengan kemacetan setiap hari, serta akan membuka pintu untuk peluang ekonomi yang lebih besar di wilayah ini.
Selain mengurangi kemacetan, MRT juga akan membantu mengurangi polusi udara yang seringkali menjadi masalah serius di kota-kota besar.
Dengan lebih banyak orang beralih ke transportasi publik yang ramah lingkungan, udara di Surabaya dapat menjadi lebih bersih dan lebih sehat.
Baca Juga: Hemat Budget Liburan dengan Menginap di RedDoorz Surabaya Barat!
Namun, proyek ini juga akan menghadapi tantangan dan hambatan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan jalur MRT.
Pemerintah perlu bekerja sama dengan pemilik lahan dan masyarakat setempat untuk memastikan bahwa pembebasan lahan berjalan lancar dan adil.
Selain itu, perlu ada perencanaan yang baik dalam hal integrasi dengan sistem transportasi yang sudah ada, seperti bus, kereta api, dan angkutan umum lainnya.
Ini akan membantu memaksimalkan manfaat dari MRT dan membuatnya menjadi pilihan yang nyaman bagi warga Surabaya.
Investasi sebesar 20 triliun rupiah untuk MRT Surabaya Jatim adalah komitmen serius dari pemerintah untuk mengatasi masalah transportasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
Baca Juga: Menginap di RedDoorz Surabaya Barat: Pilihan Terbaik untuk Wisatawan Ekonomis!
Ini adalah langkah positif yang patut diapresiasi, dan kita semua berharap bahwa proyek ini akan berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat besar bagi warga Surabaya.***