CilacapUpdate.com - Prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap diklaim terus mengalami penurunan. Hasil Survey Gizi Balita Indonesia (SGBI) tahun 2019 menyebutkan, prevalensi stunting di Kabupaten Cilacap mencapai angka 23,18 persen.
Kemudian kembali menurun di tahun 2021 menjadi 17,9 persen. Dengan kondisi demikian, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah meneetapkan 10 desa/kelurahan sebagai lukus stunting.
Melalui Lokus tersebut, upaya intervensi dari Pemkab Cilacap diprioritaskan di desa/kelurahan tersebut tanpa meninggalkan upaya penurunan stunting di wilayah lainnya.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji menyampaikan, stunting memiliki dampak buruk pada anak sampai dengan jangka panjang.
“Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek bisa mengganggu perkembangan otak, pertumbuhan fisik dan metabolisme,” kata Tatto saat koordinasi pencegahan stunting, Pemerintah Kabupaten Cilacap menggelar Rembug Stunting Tahun 2022 di Ruang Anggreni Hotel Sindoro Cilacap, Rabu 25 Mei 2022.
Dalam jangka panjang stunting menurut Tatto juga dapat menurunkan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit.
Oleh karena itu, masyarakat harus perhatikan pola asuh, pola makan, air bersih dan kebutuhan anak lainnya, mengingat anak merupakan aset penerus bangsa.