Dengan demikian, klub menurut dia tidak peduli dengan peningkatan apa pun yang telah ditunjukkan tim di bawah seorang pelatih. Kondisi tersebut menyebabkan tim memulai musim dengan ide baru, dan pastinya akan membuatnya lebih rumit untuk memenangkan sebuah target utama, di sini Liga Champions.
Dia juga membandingkan perlakuan klub Liga Inggris seperti Manchester City atau Liverpool, yang menaruh kepercayaan kepada pelatih saat ini, dan mulai memperlihatkan hasil.
“Hanya saja ada tim yang percaya pada proyek jangka panjang, seperti Manchester City atau Liverpool, dan itu memberi anda peluang lebih baik (untuk memenangkan gelar)," kata Pochettino.
Oleh karena itu, meski membawa PSG menjadi juara Ligue 1 dengan selisih 15 poin, hal tersebut menjadi seperti tidak berarti bagi klub.
"Saya selalu membandingkan skenario seperti itu. Kami membawa PSG menjadi juara Ligue 1 dengan selisih 15 poin, tetapi kami kalah dari Real Madrid dan kami tahu kami dalam masalah," dia menambahkan.
Pochettino juga membandingkan PSG dengan Manchester City, tim yang menurut dia tidak pernah kekurangan uang untuk apa yang Pep Guardiola butuhkan untuk memenangkan gelar internasional, terlepas dari kegagalan mereka melakukannya.
"(Manchester) City tersingkir oleh Real Madrid dengan tiga gol dalam lima menit, tetapi minggu depan mereka membeli Haaland dan memberi pelatih kesempatan untuk menemukan kembali dirinya, untuk mencari opsi untuk memenangkan Liga Premier, seperti PSG memenangkan liga Prancis. Hanya saja setiap proyek berbeda," kata Pochettino.
Meski demikian, Pochettino mengungkapkan bahwa dia tahu sejak awal bahwa dia akan dipecat jika dia tidak memberikan gelar UEFA CL.