Syarat-syarat Menjadi Ma’mum Dalam Sholat Jama’ah Menurut Kitab Kasifatussaja karya Syeh Salim bin Samir

- 16 Juli 2022, 04:09 WIB
Ilustrasi  JDalam berjamaah untuk mendapatkan keutamaan 27 derajat pahalanya harus dengan syarat dan ketentan sebagai berikut. dikutip dari kitab Kasifatussaja karya Syeh Salim bin Samir Al Hadromi dalam berjamaah seorang ma’mum harus melakukan ini.
Ilustrasi JDalam berjamaah untuk mendapatkan keutamaan 27 derajat pahalanya harus dengan syarat dan ketentan sebagai berikut. dikutip dari kitab Kasifatussaja karya Syeh Salim bin Samir Al Hadromi dalam berjamaah seorang ma’mum harus melakukan ini. /AlKhatab Al-Saqri/unsplash.com

CilacapUpdate.com - Sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dibandingkan sholat sendirian (H.R Bukhori dan muslim). Umat muslim diberbagai belahan dunia berbondong-bondong menjalankan ibadah sholat berjamaah.

Demi mencari keutamaanya, jama’ah sholat lima waktu sangatlah dianjurkan selain dilipat gandakan pahalanya, juga bisa mempererat tali silaturrahim, mempermudah mengumpulkan orang, melambangkan kekutan persaudaraan, menjadi tanda adanya suatu kelompok beragama.

Baca Juga: Tata Cara Sujud yang Benar Dalam Sholat Menurut Syeh Salim bin Samir Al Hadromi dalam Kitab Kasifatussaja

Dalam berjamaa’ah banyak sekali mengajarkan pelajaran yang tanpa kita sadari, berjamaah tidak lepas dari yang namanya imam dan ma’mum atau katua dan anggota yang dimana mengajarkan bahwa seorang ma;mum harus patuh kepada imam begitu juga seorang anggota juga harus patuh kepada ketuanya.

Dalam berjamaah untuk mendapatkan keutamaan 27 derajat pahalanya harus dengan syarat dan ketentan sebagai berikut. dikutip dari kitab Kasifatussaja karya Syeh Salim bin Samir Al Hadromi dalam berjamaah seorang ma’mum harus:

Baca Juga: Sholatnya Tidak Diterima, Harus Wudhu dan Ulangi Jika Lakukan Ini Kata As Syeh Salim di Kitab Kasifatussaja

  1. Tidak mengetahui kebatalan solatnya imam yang disebabkan hadats atau lainya.
  2. Tidak berkeyakinan wajib qodlo sholatnya imam (karena menganggap sholatnya imam batal).
  3. Imam tidak sedang menjadi ma’mum kecuali bila ia asalnya berma’mum yang masbuk.
  4. Imamnya bukan orang yang ummi (bodoh) atau tidak fashih dalam membaca al qur’an.
  5. Ma’mum tidak boleh berdiri mendahului imam.
  6. Ma’mum harus mengetahui pergerakan imam (dari ruku ke sujud, dari sujud ke berdiri lagi) dan lain sebagainya.
  7. Ma’mum dan imam harus bertempat di satu tempat maksimal jarak antara imam dan ma’mum 300 hasta atau kurang lebih 90 meter.
  8. Ma’mum harus niat berjama’ah.
  9. Susunan sholat atau gerakan sholat imam dan ma’mum sama walaupun itu berbeda dalam bilangan roka’at.
  10. Ma’mum tidak boleh menyimpang dari imam dalam mengerjakan sunah-sunah didalam sholat.
  11. Ma’mum harus mengikuti imam.

Baca Juga: Haram Hukumnya Sholat di Lima Waktu Ini Menurut As Syeh Salim bin Samir Al Hadromi dalam Kitab Kasifatussaja

Berawal dari anjuran bejamaah berdirilah masjid-masjid dan musola, berawal adari masjid dan mushola berdirlah majlis ta’lim, berawal dari majlis ta’lim tumbuhlah perekonomian, berawal dari perekonomian maka tumbuhlah suatu kesejahteraan, kenyamanan dan keindahan.***

Editor: Siyam

Sumber: Kasifatussaja


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x